JAKARTA - Kanselir Jerman mengatakan kepada parlemen negara itu, pihaknya telah memperingatkan China agar tidak menggunakan kekuatan untuk mengubah situasi kawasan, terutama terkait Taiwan, saat menerima delegasi tingkat tinggi Beijing.
"Kami dengan tegas menolak semua upaya sepihak untuk mengubah status quo di Laut Cina Timur dan Selatan dengan paksaan atau kekerasan. Hal ini terutama untuk Taiwan," ujar Kanselir Scholz, menurut pernyataan yang telah disiapkan, seperti melansir Reuters 22 Juni.
Kanselir Scholz menjadi tuan rumah bagi delegasi besar China yang dipimpin oleh Perdana Menteri Li Qiang awal pekan ini, tatap muka yang pertama sejak pandemi COVID-19, di tengah meningkatnya ketegangan Barat dengan China.
"Kami juga prihatin dengan situasi hak asasi manusia dan kondisi supremasi hukum di China," tambah Kanselir Scholz.
China yang diketahui tidak segan untuk menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendalinya, meningkatkan aktivitas militer di dekat pulau yang diperintah secara demokratis tersebut, untuk menerima kedaulatan Beijing.
Sementara, Taiwan dengan tegas membantah klaim kedaulatan Beijing, bersumpah bersumpah untuk membela diri jika diserang.
Dalam kesempatan tersebut, Kanselir Scholz juga menyampaikan, pihaknya mendesak Turki untuk membuka jalan bagi Swedia bergabung dengan NATO, menginginkan negara itu mendapat tempat di pertemuan NATO berikutnya.
BACA JUGA:
Diketahui, KTT tahunan aliansi militer negara-negara Atlantik utara tersebut akan digelar di ibu kota Lituania, Vilnius pada 11-12 Juli.
Globale Probleme lassen sich nur gemeinsam lösen, deshalb habe ich bei den deutsch-chinesischen #Regierungskonsultationen deutlich gemacht: Imperialismus ist keine Lösung. China sollte beim Krieg in der #Ukraine Einfluss auf Russland ausüben. pic.twitter.com/d8MZ5dsyFe
— Bundeskanzler Olaf Scholz (@Bundeskanzler) June 20, 2023