JAKARTA - Sebuah pesawat tak berawak Israel menewaskan tiga pria bersenjata di Tepi Barat pada Hari Rabu, dalam serangan yang jarang terjadi, beberapa jam setelah pemukim Israel menyerang kota-kota Palestina, membakar mobil dan bangunan sebagai pembalasan atas serangan oleh kelompok bersenjata Hamas sehari sebelumnya.
Serangan di dekat Kota Jenin terjadi di tengah lonjakan kekerasan selama beberapa hari terakhir di Tepi Barat yang diduduki, di mana militer Israel (IDF) rutin melakukan penyisiran dan menyebabkan bentrokan dengan pejuang Palestina berulang kali.
Sebelum serangan, IDF mengatakan mengidentifikasi satu regu militan di dalam sebuah kendaraan, setelah melakukan penembakan di dekat Kota Jalamah.
Sebuah pernyataan oleh kelompok militan Jihad Islam mengatakan, dua dari pria itu adalah pejuang Jihad Islam. Sementara yang ketiga adalah sayap bersenjata Brigade Syuhada Aqsa dari Kelompok Fatah.
Meskipun drone pengintai adalah hal biasa, serangan oleh drone Elbit Hermes, yang mengikuti penggunaan helikopter tempur yang jarang terjadi dalam operasi di Jenin, adalah yang pertama oleh militer Israel di Tepi Barat sejak 2006, kata IDF.
"Ini tentang menghilangkan ancaman - kami mengidentifikasi sebuah kendaraan yang menembak di persimpangan dan menghilangkan ancaman itu," kata juru bicara IDF Daniel Hagari dalam sebuah tweet, melansir Reuters 22 Juni.
Beberapa jam sebelumnya, pemukim Israel mengamuk di kota-kota Palestina di Tepi Barat, sebagai pembalasan atas pembunuhan empat warga Israel oleh orang-orang bersenjata Hamas yang melepaskan tembakan ke sebuah restoran pinggir jalan dekat pemukiman Eli.
Di Turmus Ayya, sebuah kota makmur dekat Ramallah, rekaman menunjukkan mobil-mobil terbakar dengan awan tebal asap hitam berputar-putar di atas dan orang-orang membawa orang yang terluka ke ambulans.
"Mereka mencoba memasuki halaman, mereka membakar mobil, mereka mulai menembak ke arah rumah menggunakan peluru tajam dan batu dan mereka merusak balkon," ujar seorang warga bernama Noman Shalab.
IDF mengatakan, pasukannya telah memasuki Turmus Ayya untuk memadamkan api, mencegah bentrokan dan mengatakan warga sipil Israel telah meninggalkan kota itu.
"Kami tidak akan menerima provokasi apa pun kepada polisi atau pasukan keamanan di tempat-tempat ini atau di mana pun," tegas Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA:
Terpisah, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengutuk tindakan kekerasan terhadap warga sipil, "termasuk tindakan teror," kata wakil juru bicara PBB Farhan Haq dalam sebuah pernyataan.
"Sangat penting untuk mengurangi ketegangan dan mencegah eskalasi lebih lanjut. Israel, sebagai Kekuatan Pendudukan, harus memastikan bahwa penduduk sipil dilindungi dari semua tindakan kekerasan, dan para pelaku dimintai pertanggungjawaban," ujar Haq.
Diketahui, sekitar 174 warga Palestina telah tewas sejak awal tahun ini. Kebanyakan dari mereka militan, tetapi beberapa dari mereka warga sipil. Di sisi lain, 24 warga Israel dan satu warga asing tewas dalam serangan oleh warga Palestina di Tepi Barat, sekitar Yerusalem dan di beberapa kota Israel.