JAKARTA - Israel menunjukkan gambar serangan yang ditargetkan di Rafah yang berjarak dari wilayah kemanusiaan atau kamp pengungsi.
Serangan menggunakan amunisi 34 kg bahan peledak itu disebut melenyapkan 2 pemimpin Hamas.
“Kami sedang menyelidiki kemungkinan ledakan susulan dari gudang amunisi Hamas di dekat kompleks sipil dan lebih dari 100 meter dari lokasi serangan—yang menyebabkan kebakaran yang secara tragis merenggut nyawa warga sipil,” tulis IDF, Selasa, 28 Mei.
“Kami sedang menyelidiki penyebab kebakaran dan akan terus beroperasi sesuai dengan hukum internasional,” imbuhnya.
Militer Israel (IDF) mengklaim melakukan operasi militer di Rafah sesuai target dan melakukannya dengan tepat.
Hal ini disampaikan juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari sebagai tanggapan atas pertanyaan tentang laporan tank yang bergerak maju di kota selatan Gaza.
“Masih ada batalion Hamas di Rafah. Beberapa hari yang lalu, peluncur dari Rafah ditembakkan ke Tel Aviv, jutaan orang mengungsi ke tempat perlindungan bom,” katanya, mengacu pada serangan Minggu, 26 Mei. yang diklaim oleh Hamas.
BACA JUGA:
IDF mengatakan, komandan markas besar Hamas di Tepi Barat dan seorang pejabat tinggi lainnya kelompok itu tewas dalam serangan tadi malam.
Markas besar Tepi Barat adalah unit Hamas yang bertugas melancarkan serangan terhadap Israel dari atau di Tepi Barat, kata IDF, dikutip dari The Times of Israel, Senin, 27 Mei.
Serangan tersebut terjadi di lingkungan Tel Al-Sultan di Rafah barat, tempat ribuan orang berlindung setelah banyak yang meninggalkan wilayah timur kota tersebut, tempat pasukan Israel memulai serangan darat lebih dari dua minggu lalu.
Yassin Rabia, kepala markas besar Tepi Barat dan Khaled Najjar, anggota senior unit lainnya, tewas dalam serangan di daerah Tel Sultan di barat laut Rafah, kata IDF.