JAKARTA - Militer Israel membantah membantah menyerang tenda kamp pengungsi di sebelah barat Rafah pada Selasa, 28 Mei.
Otoritas kesehatan Gaza sebelumnya mengatakan tembakan tank Israel menewaskan 21 orang di daerah yang ditetapkan Israel sebagai zona evakuasi warga.
Tank-tank Israel dilaporkan merangsek ke pusat kota Rafah untuk pertama kalinya setelah serangan besar-besaran, Minggu, 26 Mei.
Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, menegaskan kembali penolakannya terhadap serangan darat besar-besaran Israel di Rafah namun mengatakan pihaknya tidak yakin operasi semacam itu sedang dilakukan.
Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan serangan skala besar akan melibatkan "sejumlah besar pasukan dengan formasi manuver terkoordinasi terhadap berbagai sasaran di lapangan."
“Itu adalah operasi darat yang besar,” kata Kirby. “Kami belum melihatnya,” kata dia dilansir Reuters, Rabu, 29 Mei.
BACA JUGA:
Tank Israel sebelumnya dilaporkan menyerang kamp pengungsian wilayah tempat evakuasi sebelah barat Rafah dan menewaskan 21 orang.
Tank-tank bergerak menuju pusat kota Gaza selatan untuk pertama kalinya, Selasa, 28 Mei.
Dua hari setelah serangan udara Israel terhadap kamp pengungsi lain yang memicu kecaman global, layanan darurat Gaza mengatakan empat peluru tank menghantam tenda- tenda di Al-Mawasi, wilayah pesisir.
Dilaporkan 12 orang yang tewas adalah perempuan, menurut pejabat medis di daerah yang dikuasai militan Hamas.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan: "Sampai saat ini, kami tidak mengetahui kejadian ini."
Di wilayah pusat kota Rafah, tank dan kendaraan lapis baja yang dilengkapi senapan mesin terlihat di dekat masjid Al-Awda, kata saksi mata kepada Reuters. Militer Israel mengatakan pasukannya terus beroperasi di wilayah Rafah.