JAKARTA - Tank-tank terus bergerak memasuki kamp terbesar di wilayah Gaza utara, sementara serangan udara menghantam wilayah selatan, saat agresi Israel terhadap wilayah kantong Palestina itu ditingkatkan pada Hari Senin.
Di Jabalia, tank-tank berusaha untuk maju ke jantung kamp, yang merupakan kamp terbesar dari delapan kamp pengungsi bersejarah di Gaza. Warga mengatakan peluru tank mendarat di pusat kamp dan serangan udara telah menghancurkan sekelompok rumah, dilansir dari Reuters 13 Mei.
Pasukan Israel juga disebutkan memaksa ratusan warga Palestina yang tinggal di tempat penampungan untuk pergi.
Sementara di Rafah, dekat perbatasan dengan Mesir, Israel meningkatkan pemboman udara dan darat di wilayah timur kota tersebut, menewaskan banyak orang dalam serangan udara terhadap sebuah rumah di permukiman.
Warga mengatakan tank-tank Israel kini ditempatkan di sebelah timur Jalan Salahuddin yang membelah bagian timur kota, dengan jalan raya tersebut terputus akibat pertempuran sengit.
Terpisah, sayap bersenjata Hamas mengatakan pejuang mereka terlibat dalam baku tembak dengan pasukan Israel di salah satu jalan di timur Rafah dan di timur Jabalia.
Di Washington, para pejabat tinggi Amerika Serikat kembali mengungkapkan keprihatinannya atas potensi serangan besar-besaran secara militer terhadap Rafah.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken "menegaskan kembali penentangan AS terhadap operasi darat militer besar di Rafah", dalam sebuah panggilan telepon dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, menurut sebuah pernyataan dari Departemen Luar Negeri AS, dikutip dari CNN.
Sedangkan Penasihan Keamanan Nasional Jake Sullivan "menegaskan kembali keprihatinan lama Presiden Joe Biden atas potensi operasi darat militer besar-besaran ke Rafah," dalam panggilan telepon dengan mitranya Tzachi Hanegbi dari Israel, kata Gedung Putih.
Sullivan membahas alternatif-alternatif invasi ke kota itu "untuk memastikan kekalahan Hamas di mana-mana di Gaza" dengan Tzachi Hanegbi.
Sebelumnya, militer Israel pada Sabtu malam mengatakan, pasukan yang beroperasi di Jabalia menghalangi Hamas, yang menguasai Gaza, untuk membangun kembali kemampuan militernya di sana.
"Mereka melakukan pengeboman di mana-mana, termasuk di dekat sekolah yang menampung orang-orang yang kehilangan rumah," kata warga Jabalia, Saed (45).
"Perang dimulai kembali, seperti inilah yang terlihat di Jabalia," sambungnya.
Konflik terbaru Hamas-Israel di Jalur Gaza pecah pada 7 Oktober lalu, setelah Hamas menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.
BACA JUGA:
Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan pada Hari Minggu, sekitar 63 orang tewas dalam 24 jam terakhir, menjadikan total korban tewas di wilayah itu menjadi_35.034 orang, sejak perang pecah 7 Oktober 2023.
Sedangkan sekitar 114 orang terluka dalam kurun waktu yang sama, sehingga total korban luka sejak konflik terbaru Israel-Hamas pecah menjadi 78.755 orang.
Pihak Israel mengatakan 620 tentara tewas akibat pertempuran yang sudah memasuki hari ke-220, dengan lebih dari separuhnya tewas dalam serangan awal Hamas.