JAKARTA - Seorang pria yang pernah dua kali menaiki Titan optimis, para penumpang yang berada di dalam submersible Titan yang hilang saat menuju reruntuhan Titanic dapat bertahan lebih lama, meski batas waktu ketersediaan okesigen diprediksi habis hari ini.
Oisin Fanning pernah melakukan perjalanan laut dalam ke reruntuhan Kapal Titanic. Ia juga mengenal beberapa penumpang yang berada di dalam submersible yang hilang tersebut.
"Ada banyak pelatihan sebelumnya. Anda bangun pada pukul 04:00 dan prosedur keselamatan berlangsung selama sekitar empat hingga lima jam bahkan sebelum turun ke air," ujar Fanning kepada BBC, seperti dikutip 22 Juni.
Fanning berpikir, mereka yang berada di dalam submersible Titan akan mengerti bagaimana memaksimalkan pasokan oksigen mereka.
"Mereka akan segera mencari cara untuk menghemat oksigen," katanya.
"Mereka akan melakukan segalanya untuk menjaga diri mereka tetap tenang, bernapas dengan dangkal dan menyimpan oksigen selama mungkin," urai Fanning.
"Saya pikir mereka akan bertahan dengan oksigen lebih lama dari yang dipikirkan orang," tandasnya.
Mengutip The New York Times, Fanning mengatakan kemampuan penumpang untuk bertahan hidup dapat bergantung pada ketenangan dan menghindari pernapasan panik yang akan menghabiskan lebih banyak oksigen.
BACA JUGA:
Fanning mengatakan, Stockton Rush, kepala eksekutif OceanGate dan Paul-Henri Nargeolet, seorang ahli maritim dan mantan komandan Angkatan Laut Prancis yang berada di submersible tersebut, akan mengetahui cara-cara untuk menghemat oksigen, memanfaatkan selimut dan scrubber kapal, yang dapat menyerap karbon dioksida dari udara.
"Banyak hal tergantung pada orang-orang di bawah sana. Apakah mereka terengah-engah? Saya tidak melihat banyak kepanikan dari orang-orang di bawah sana, tentu saja bukan mereka berdua," katanya, mengacu pada Rush dan Nargeolet yang ikut serta dalam penyelaman di kapal Titan bersamanya Musim Panas lalu.