JAKARTA - Kanselir Jerman Olaf Scholz pada Hari Kamis menyerukan pembagian yang lebih adil para pengungsi Ukraina di Eropa, menekankan negara-negara yang berpartisipasi dalam upaya ini harus menerima bantuan dari Uni Eropa.
"Jika negara-negara lain kurang berpartisipasi dalam penerimaan pengungsi, itu berarti Eropa akan memberikan negara-negara ini dukungan keuangan khusus untuk pembiayaan mata pencaharian, pelatihan kejuruan, kursus bahasa dan semua hal yang berperan," kata Scholz pada pertemuan Dewan Uni Eropa di Brussels, Belgia, seperti melansir Reuters 27 Juni.
Kanselir Scholz mengatakan, Jerman, Ceko, Polandia dan beberapa negara lain telah menanggung beban berat untuk menampung orang-orang yang melarikan diri dari Ukraina setelah invasi Rusia.
Ia menambahkan, dirinya telah menjelaskan hal ini kepada Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen bersama dengan rekan-rekannya dari Polandia dan Republik Ceko.
Mengutip European Pravda dari Politico, Kanselir Scholz bersama PM Donald Tusk (Polandia) dan PM Petr Fiala (Republik Ceko) telah menulis surat kepada von der Leyen, yang di dalamnya ia memberikan rincian tuntutan ini.
Diskusi seputar pengungsi Ukraina di Jerman semakin meningkat selama beberapa bulan terakhir. Beberapa politisi dari partai oposisi sayap kanan menyatakan, Berlin Berlin harus mengurangi bantuan sosial bagi warga Ukraina yang belum mendapatkan pekerjaan di Jerman.
Secara khusus, Alexander Dobrindt, ketua partai oposisi Bavaria Christian Social Union (CSU) di Bundestag Jerman, menyerukan agar para pengungsi Ukraina yang menganggur diusir dari Jerman. Usulannya dikritik oleh partai-partai koalisi federal dan Oleksii Makeiev, Duta Besar Ukraina untuk Jerman.
BACA JUGA:
Menurut kantor statistik Jerman, 276.000 orang tiba di Jerman dari Ukraina tahun lalu. Laporan resmi menyebutkan dari satu juta lebih warga Ukraina di Jerman, 800.000 di antaranya berada dalam usia kerja, dan sekitar seperempat di antaranya memiliki pekerjaan.
Data dari badan pengungsi Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNHCR) menunjukkan bahwa hampir 6 juta orang telah meninggalkan Ukraina menuju Eropa sejak Februari 2022, dengan sekitar 1,1 juta orang di antaranya berada di Jerman pada 1 Juni.