Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Uni Emirat Arab (UEA) memutuskan untuk mempersingkat waktu Salat Jumat menjadi 10 menit, untuk melindungi jamaah dari teriknya cuaca musim panas.

Keputusan ini akan diberlakukan di seluruh masjid di UEA mulai hari ini hingga Oktober mendatang.

Para imam diberitahu oleh Otoritas Urusan Islam dan Wakaf pada Hari Kamis untuk menyampaikan khotbah, yang biasanya memakan waktu sekitar 20 menit, dalam waktu yang lebih singkat.

Minggu ini, suhu di beberapa daerah gurun mencapai 50 derajat Celcius, sementara di kota-kota pesisir seperti Dubai dan Abu Dhabi suhu mencapai pertengahan empat puluhan, dengan kelembapan yang tinggi pada waktu-waktu tertentu.

Salat Jumat di beberapa masjid di UEA dipadati jamaah hingga tumpah ruah ke jalan-jalan dan trotoar, membuat mereka salat di bawah terik matahari.

Yahia Mohammed, imam Masjid Alshoyoukh yang berusia 200 tahun di Sharjah selama 14 tahun terakhir mengatakan, keselamatan jamaah sangat penting.

"Banyak jamaah berdiri di luar pintu masjid atau di halaman sekitar masjid, berdoa di bawah terik matahari," katanya, melansir The National News 27 Juni.

"Nabi (Muhammad SAW) akan mempersingkat salat jika mendengar anak menangis, tidak memperpanjang salat untuk orang tua anak tersebut," tandasnya.

Sementara itu, warga Ajman, Yousif Saleem (50) dari Yordania mengatakan, ia mempertimbangkan untuk tidak membawa putranya yang berusia 10 tahun ke salat Jumat karena suhu udara yang panas.

"Keputusan ini memudahkan kami untuk menghadiri dan berpartisipasi dalam salat tanpa khawatir dengan suhu udara yang panas," katanya.

Diketahui, kombinasi antara kelembapan yang tinggi dan panas yang menyengat, membuat aktivitas di luar ruangan menjadi sulit dan terkadang berbahaya.

Minggu lalu, Arab Saudi memangkas durasi khotbah menjadi 15 menit karena suhu udara yang panas.