Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau kepada jemaah calon haji lanjut usia (lansia) dan risiko tinggi (risti) untuk melaksanakan salat di musala atau masjid sekitar hotel guna menghindari kelelahan jelang puncak haji.

"Untuk beribadah khususnya salat lima waktu, jemaah lansia dan risti dapat memanfaatkan musala hotel atau masjid di sekitar hotel agar terhindar dari kelelahan," kata Jubir PPIH Pusat Akhmad Fauzin di Jakarta, Selasa 13 Juni, disitat Antara.

Fauzin mengatakan salat di musala dan masjid sekitar hotel memiliki keutamaan dan pahala yang sama dengan salat di Masjidil Haram.

Menurutnya, pelipatgandaan pahala di Tanah Haram Mekkah tidak dikhususkan di Masjidil Haram saja, tetapi mencakup semua Tanah Haram, dan semua hotel jemaah calon haji Indonesia berada di Tanah Haram.

Di sisi lain jemaah yang akan melaksanakan umrah wajib, kata dia, sebaiknya tidak memaksakan diri umrah wajib pada momen terik siang hari dan momen dengan tingkat kepadatan tinggi di Masjidil Haram, terutama bersamaan dengan waktu salat berjemaah.

Pasalnya, kata Akhmad Fauzin, suhu di Makkah cukup panas, berkisar 31-42 derajat celsius.

"Jemaah yang tiba di Makkah siang hari, sebaiknya tidak memaksakan diri langsung umrah wajib, tapi istirahat terlebih dahulu di hotel," katanya.

Selain kondisi Masjidil Haram padat saat salat, kata dia, pada rentang waktu-waktu salat, kondisi terminal Bus Shalawat juga sangat padat oleh jemaah yang datang untuk salat berjemaah atau pulang dari di Masjidil Haram.

Ia berpesan agar jemaah yang tiba di Makkah pada siang dan sore hari bisa mengambil waktu umrah wajib pada malam hari.

"Jemaah yang menunggu dan akan melaksanakan umrah wajib di momen yang lebih lapang dan tidak padat di Masjidil Haram, harus tetap memperhatikan ketentuan dan larangan-larangan selama ihram," kata dia.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat), hingga tanggal 12 Juni 2023 pukul 24.00 WIB jumlah total kedatangan peserta ibadah haji Indonesia di Arab Saudi mencapai 134.461 orang atau 349 kelompok terbang (kloter).