JAKARTA - Ledakan mengguncang gudang amunisi Rusia di Krimea, dengan Moskow menuding penyabot berada di balik peristiwa tersebut, menyebut kelompok bersenjata yang setia kepada Ukraina merusak logistik militer dan jalur pasokan di wilayah itu.
Insiden itu menyusul serangkaian ledakan pekan lalu di pangkalan udara yang dioperasikan Rusia di Krimea, yang menurut pejabat Ukraina adalah bagian dari semacam operasi khusus, tetapi dikatakan Moskow pada saat itu adalah kecelakaan.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kantor berita negara pada Hari Selasa, tidak ada yang terluka parah dalam ledakan terbaru, yang katanya juga merusak saluran listrik, gardu listrik, infrastruktur kereta api dan beberapa perumahan di Krimea utara, melansir Reuters 16 Agustus.
Rekaman di TV Pemerintah Rusia menunjukkan, sebuah gardu listrik terbakar di dekat Kota Dzhankoi, Krimea dan serangkaian ledakan besar di langit yang menurut pihak berwenang disebabkan oleh amunisi yang meledak di sebuah pangkalan militer.
Tidak segera jelas bagaimana penyabot memicu ledakan, meskipun media pemerintah Rusia berspekulasi, bahwa mereka mungkin menggunakan drone kecil untuk mengebom gudang amunisi dan fasilitas lainnya.
Tidak ada klaim tanggung jawab langsung dari Ukraina, yang berjuang untuk memukul mundur pasukan Rusia, dalam peperangan yang berlangsung hampir enam bulan, dimulai dengan invasi Moskow 24 Februari.
"(Pagi) di dekat Dzhankoi dimulai dengan ledakan," tulis penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak di Twitter.
"Sebuah pengingat: Krimea (sebagai) wilayah normal adalah tentang Laut Hitam, pegunungan, rekreasi dan pariwisata. Tetapi, Krimea yang diduduki oleh Rusia adalah tentang ledakan gudang dan risiko kematian yang tinggi bagi penjajah dan pencuri. Demiliterisasi beraksi."
Rusia mengutip demiliterisasi Ukraina sebagai salah satu tujuan utamanya di Ukraina, sesuatu yang dikatakannya perlu untuk memastikan keamanannya sendiri, menghadapi apa yang telah dianggapnya sebagai ekspansi yang tidak terkendali oleh aliansi militer NATO Barat.
Sementara itu, surat kabar Rusia Kommersant melaporkan kemungkinan tindakan sabotase lain di Krimea, mengutip saksi yang mengatakan gumpalan asap dapat terlihat di atas pangkalan udara militer Rusia di semenanjung itu.
BACA JUGA:
Sergei Aksyonov, pejabat tinggi Rusia di Krimea, mengatakan sekitar 2.000 orang lokal telah dievakuasi dari sebuah desa dekat tempat pembuangan amunisi di luar batas 5 km (3,1 mil).
Dia mengatakan, dua orang terluka dalam ledakan amunisi dan ada gangguan pada lalu lintas kereta api antara semenanjung dengan bagian selatan Ukraina dan Rusia.
Diketahui, Rusia telah menggunakan Krimea, yang dicaploknya dari Ukraina pada 2014, untuk memperkuat pasukannya yang bertempur di bagian lain Ukraina.