Bagikan:

JAKARTA - Sistem pertahanan udara Rusia di Krimea sedang dikonfigurasi ulang, untuk dapat menetralisir pesawat tak berawak Ukraina, kata Ketua Dewan Negara Vladimir Konstantinov di saluran Solovyov Live, Rabu.

"Ada sistem 'terorisme drone'. Hanya setahun yang lalu tidak terpikir oleh siapa pun, bahwa itu akan menjadi yang utama suatu hari nanti," ujar Konstantinov, melansir TASS 31 Agustus.

"Pertahanan udara dikonfigurasikan untuk melawan senjata berat, pesawat, rudal dan sebagainya. Sekarang sedang ditata ulang," lanjut Konstantinov.

Dia menekankan, sejak tahun 2014 pekerjaan ekstensif telah berlangsung di Krimea, guna menggagalkan upaya Kyiv untuk melakukan serangan teroris.

"Semua orang waspada. Dan tidak ada kepanikan. Kami percaya Armada Laut Hitam. Ada kesulitan tertentu. Metode perang baru mendorong tugas baru," tambah Konstantinov.

Diketahui, Krimea dan Sevastopol diserang beberapa kali dalam beberapa pekan terakhir.

Kendati demikian, sistem pertahanan udara Rusia berhasil mencegat sebagian besar senjata yang ditembakkan militer Ukraina ke semenanjung itu.

Terbaru, Sedikitnya empat ledakan menghantam daerah dekat bandara militer utama Rusia di semenanjung Krimea pada Kamis, tiga sumber lokal mengatakan, sementara pejabat pro-Moskow mengatakan tidak ada kerusakan yang terjadi.

Sumber mengatakan, ledakan terjadi di sekitar pangkalan (udara) Belbek, utara Sevastopol, melansir Reuters. Sebelumnya, Rusia menuding aksi sabotase saat serangkaian ledakan terjadi di gudang amunisi Krimea dua hari sebelumnya.

Di pekan sebelumnya, ledakan juga mengguncang kawasan pangkalan udara Saky di Krimea, dengan Moskow mengatakan itu disebabkan oleh kecelakaan.