JAKARTA - Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu menyebut negaranya tidak perlu menggunakan senjata nuklir di Ukraina, mengatakan spekulasi media mengenai penggunaan senjata jenis itu sebagai kebohongan.
"Dari sudut pandang militer, tidak perlu menggunakan senjata nuklir di Ukraina untuk mencapai tujuan yang ditetapkan," ujar Menteri Shoigu dalam pidatonya di konferensi keamanan internasional yang digelar di Moskow, melansir Reuters 16 Agustus.
"Tujuan utama senjata nuklir Rusia adalah untuk mencegah serangan nuklir," tandas Menteri Shoigu.
Lebih jauh ia pun menyebut, spekulasi yang beredar di media mengenai kemungkinan Rusia menggunakan senjata nuklir atau jenis lainnya, sebagai kebohongan.
"Media menyebarkan spekulasi tentang dugaan penggunaan senjata nuklir taktis Rusia dalam operasi militer khusus, atau tentang kesiapan untuk menggunakan senjata kimia. Semua serangan informasi ini adalah kebohongan mutlak," paparnya.
Shoigu juga menuduh operasi militer Ukraina sedang direncanakan oleh Amerika Serikat dan Inggris, dengan NATO telah meningkatkan penempatan pasukannya di Eropa timur dan tengah "beberapa kali lipat".
Sementara mengenai perjanjian kontrol senjata nuklir, mengacu pada Perjanjian START Amerika Serikat dengan Rusia, Menteri Shoigu mengatakan pembicaraan untuk memperpanjang perjanjian itu adalah 'jalan dua arah' dan 'situasi di sekitarnya sulit'.
BACA JUGA:
"Situasi yang sulit juga berkembang sehubungan dengan Perjanjian tentang Pembatasan Senjata Serangan Strategis. Perjanjian itu tetap berlaku hingga 2026," terangnya.
"Di pihak Rusia, kewajiban sedang dipenuhi, tingkat kapal induk dan hulu ledak yang dinyatakan dipertahankan dalam batas yang ditetapkan," pungkas Menteri Shoigu.