Ingin Cegah Konfrontasi Tapi Juga Siap Gunakan Skenario Darurat, Rusia: Jika Negara-negara Barat Menguji, Kami Tidak akan Mundur
Ilustrasi rudal balistik antar-benua Topol milik Rusia. (Wikimedia Commons/Vitaly V. Kuzmin)

Bagikan:

JAKARTA - Konflik di Ukraina tidak menjamin penggunaan senjata nuklir Rusia, tetapi Moskow dapat memutuskan untuk menggunakan persenjataan nuklirnya sebagai tanggapan atas 'agresi langsung' oleh negara-negara NATO terkait invasi tersebut, kata Rusia pada hari Selasa di PBB.

Pada konferensi nonproliferasi nuklir, diplomat Rusia Alexander Trofimov menolak "sama sekali tidak berdasar, terlepas dari kenyataan dan spekulasi yang tidak dapat diterima bahwa Rusia diduga mengancam untuk menggunakan senjata nuklir, khususnya di Ukraina."

Dalam beberapa hari setelah invasi Rusia pada 24 Februari, Presiden Vladimir Putin menempatkan pasukan pencegahan negara itu, yang meliputi senjata nuklir, dalam siaga tinggi, mengutip apa yang disebutnya pernyataan agresif oleh para pemimpin NATO dan sanksi ekonomi Barat terhadap Moskow.

Trofimov, diplomat senior di departemen non-proliferasi dan pengendalian senjata Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan, Moskow hanya akan menggunakan senjata nuklir sebagai tanggapan atas senjata pemusnah massal atau serangan senjata konvensional yang mengancam keberadaan negara Rusia.

"Tak satu pun dari dua skenario hipotetis ini relevan dengan situasi di Ukraina," kata Trofimov pada konferensi PBB untuk meninjau Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir, melansir Reuters 3 Agustus.

Namun, dia menuduh negara-negara NATO melakukan "konfrontasi hibrida yang sengit" melawan Rusia yang sekarang "berbahaya menyeimbangkan di tepi bentrokan militer terbuka."

"Langkah seperti itu akan dapat memicu salah satu dari dua skenario darurat yang dijelaskan dalam doktrin kami," jelas Trofimov.

"Kami jelas berdiri untuk mencegah ini, tetapi jika negara-negara Barat mencoba menguji tekad kami, Rusia tidak akan mundur," tegasnya.

Rusia pada Selasa menuduh Amerika Serikat terlibat langsung dalam perang Ukraina.

Moskow mengatakan pihaknya menanggapi komentar pejabat Ukraina tentang cara Kyiv menggunakan peluncur Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS) buatan AS dan dipasok berdasarkan apa yang disebut pejabat itu sebagai citra satelit yang sangat baik dan informasi waktu nyata.