Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov akan mengunjungi Myanmar pada Rabu, kantor berita TASS melaporkan, menandai salah satu kunjungan paling terkenal ke negara Asia Tenggara itu sejak militer merebut kekuasaan dalam kudeta tahun lalu.

Mengutip keterangan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, TASS mengatakan Lavrov diperkirakan akan mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Myanmar Wunna Maung Lwin dan bertemu dengan kepala militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing di ibu kota Naypyitaw.

Pembicaraan itu diharapkan mencakup diskusi yang mencakup kerja sama perdagangan dan ekonomi, serta hubungan pertahanan, keamanan, dan kemanusiaan, kata Zakharova, melansir Reuters 3 Agustus.

Rezim militer Myanmar telah menghadapi isolasi dan sanksi dari banyak negara Barat, sejak menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi dalam kudeta 1 Februari 2021 dan melancarkan tindakan berdarah terhadap perbedaan pendapat

Namun, hubungan dengan Rusia tetap bersahabat dan awal bulan ini Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan kedua negara akan memperdalam kerja sama pertahanan, setelah Jenderal Senior Min Aung Hlaing melakukan perjalanan ke Moskow.

Diketahui, Rusia telah memasok junta dengan drone, dua jenis jet tempur, dan dua jenis kendaraan lapis baja, satu dengan sistem pertahanan udara, Thomas Andrews, pakar hak asasi manusia PBB di Myanmar, mengatakan pada Februari.

Ditambahkan, Lavrov akan menuju Kamboja setelah kunjungan ke Myanmar untuk menghadiri pertemuan para menteri luar negeri dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan mengadakan sejumlah pertemuan bilateral, kata Zakharova.

Diberitakan sebelumnya, Rusia dan Myanmar kembali menggaribawahi rencana untuk memperkuat kerja sama dan teknis militer kedua negara, kata Kementerian Pertahanan usai pemimpin rezim militer Jenderal Senior Min Aung Hlaing berkunjung.

"Pada 11 Juli, pejabat senior Kementerian Pertahanan Rusia mengadakan pertemuan dengan Ketua Dewan Administrasi Negara Myanmar dan Panglima Tertinggi Layanan Pertahanan Myanmar Jenderal Senior Min Aung Hlaing, yang tiba di Rusia dalam kunjungan pribadi," kata kementerian itu, melansir TASS.

Meski menuai kritik, Rusia tetap menjalin hubungan dengan rezim militer. Tahun lalu, Wakil Menteri Pertahanan Rusia Kolonel Jenderal Alexander Fomin pada Peringatan Hari Angkatan Bersenjata Myanmar pada Maret 2021.

Rusia melalui Kementerian Luar Negeri menyebut sanksi yang dijatuhkan berbagai pihak terhadap rezim militer Myanmar terkait kudeta akan sia-sia, sangat berbahaya dan mendorong terjadinya perang saudara.