Gunakan Dana Investor China dan Singapura Secara Ilegal untuk Kampanye Donald Trump, Dua Warga Keturunan Hadapi Dakwaan
Ilustrasi Donald Trump saat kampanye. (Wikimedia Commons/Gage Skidmore)

Bagikan:

JAKARTA - Dua warga Negara Bagian New York didakwa secara ilegal menggunakan dana investor dari China dan Singapura sebesar 600.000 dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp8.988.900.000, untuk kampanye pemilihan kembali Presiden Donald Trump tahun 2017

Skema tersebut merupakan bagian dari upaya Sherry Li dan Lianbo Wang untuk menunjukkan hubungan politik, saat mereka mencari dana untuk membangun taman bertema China di bagian utara New York, kata jaksa, menambahkan bahwa mereka mengumpulkan investasi 27 juta dolar AS atau sekitar Rp404.500.500.000, tetapi tidak pernah menyelesaikan proyek tersebut.

Li menyebut taman itu "Disneyland Cina," menurut pengaduan yang diajukan di pengadilan federal di Brooklyn, melansir Reuters 19 Juli.

Jaksa mengatakan Li dan Wang memberikan kontribusi atas nama mereka sendiri kepada komite yang mengadakan penggalangan dana untuk Trump pada 28 Juni 2017. Padahal, dana tersebut berasal dari 12 donor asing yang masing-masing telah dikenakan biaya 93.000 dolar AS untuk menghadiri acara bersama mereka.

Undang-undang keuangan kampanye AS melarang orang asing berkontribusi pada kandidat politik, atau dimintai sumbangan. Tetapi, tidak ada yang melarang warga negara asing menghadiri penggalangan dana, kata pengacara Washington Kenneth Gross, seorang ahli dalam undang-undang pemilu.

Li dan Wang, keduanya berasal dari China namun telah dinaturalsasi menjadi warga negara AS, ditangkap di Long Island atas tuduhan konspirasi untuk menipu Amerika Serikat, serta penipuan kawat dan konspirasi pencucian uang.

Terpisah, pengacara Wang menolak berkomentar. Pun demikian dengan seorang pengacara untuk Li tidak menanggapi permintaan komentar. Sementara, seorang juru bicara dan pengacara Trump, yang tidak dituduh melakukan kesalahan, tidak menjawab permintaan komentar.

Li dan Wang menggunakan foto yang diambil pada acara Juni 2017, saat Li tersenyum dengan Trump dan ibu negara Melania Trump untuk meminta investasi guna proyek taman hiburan, ungkap jaksa.

Selain itu, Li juga menggunakan dana warga negara Tiongkok untuk memberikan sumbangan kepada komite lain yang memungkinkannya menghadiri acara kampanye pada Oktober 2017, termasuk makan malam bersama Trump.