Bagikan:

JAKARTA - London telah mengabaikan kemungkinan pembicaraan dengan Republik Rakyat Donetsk (DPR) tentang pertukaran tentara bayaran Inggris Paul Urey, yang meninggal di fasilitas penahanan pada 10 Juli, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Hari Senin.

"Kami telah berulang kali menunjukkan kepada Inggris, bahwa nasib Paul Urey harus dibicarakan dengan otoritas DPR, negara yang berdaulat dan merdeka. Namun, London mengabaikannya, terutama tidak memperhatikan kemungkinan pembicaraan tentang kepulangan warga negara Inggris itu melalui pertukaran tahanan," ungkapnya dikutip dari TASS 19 Juli.

Lebih jauh diplomat tersebut menerangkan, "Urey menderita sejumlah penyakit kronis, termasuk diabetes tipe 1." "Namun, Inggris tidak repot-repot mengirim obat untuknya melalui ICRC," tegas Zakharova.

"Sementara itu, otoritas Donetsk memberinya semua perawatan medis yang diperlukan," tambahnya.

Lebih lanjut, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia juga menyoroti "keinginan London yang tidak pantas, untuk mempolitisasi situasi dan meningkatkan ketegangan seputar kematian warga negara Inggris di DPR."

"Namun, menurut otoritas DPR, dia jauh dari seorang sipil tetapi seorang tentara profesional yang sebelumnya bertugas di Afghanistan, Irak dan Libya, dan kemudian memimpin operasi tempur dan melatih anggota layanan Ukraina," papar Zakharova.

"Perwira Milisi Rakyat DPR menahan Urey dalam upaya terobosan. di pos pemeriksaan pada Bulan April," sambung Zakharova.

Dia juga mengatakan, "beberapa pihak di London berusaha untuk mengambil keuntungan dari perkembangan ini dan tragedi kemanusiaan terkait untuk menghebohkan skandal media dan 'mencetak poin' dalam memperjuangkan posisi pemimpin Partai Konservatif Inggris."

Sebelumnya, Ombudsman DPR Darya Morozova mengumumkan bahwa Paul Urey telah meninggal di fasilitas penahanan karena penyakit kronis dan depresi.