JAKARTA - Sejumlah ahli yang tergabung dalam misi bentukan Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama dan negara-negara Eropa (OSCE), menemukan bukti kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan oleh Rusia di Ukraina, sebut misi itu dalam laporan Hari Rabu.
Misi tersebut dibentuk bulan lalu oleh 45 dari 57 negara peserta OSCE;, untuk melihat kemungkinan pelanggaran di Ukraina, termasuk kejahatan perang dan untuk menyampaikan informasi kepada badan-badan seperti pengadilan internasional, dengan Rusia menentang langkah ini.
OSCE adalah organisasi internasional yang mencakup bekas musuh Perang Dingin Amerika Serikat dan Rusia serta berbagai negara di Eropa, Asia Tengah, dan Amerika Utara.
"Misi tersebut menemukan pola yang jelas dari pelanggaran HHI (hukum humaniter internasional) oleh pasukan Rusia,” kata laporan itu, mengutip kegagalan untuk mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, bertindak secara proporsional atau menyisihkan tempat seperti sekolah dan rumah sakit, melansir Reuters 14 April.
Tidak semua pelanggaran hukum humaniter internasional adalah kejahatan perang. Misi tersebut terdiri dari tiga profesor hukum internasional dari Austria, Swiss dan Republik Ceko.
Sementara itu, misi Rusia untuk OSCE mengatakan di Twitter, laporan itu "hanya didasarkan pada tesis propaganda yang tidak berdasar, berisi referensi ke sumber yang meragukan dan peregangan logis dalam gaya 'sangat mungkin'".
Terlepas dari penolakan Rusia, laporan itu mengatakan serangan 9 Maret di Rumah Bersalin dan Rumah Sakit Anak Mariupol dilakukan oleh Rusia, dengan mereka yang bertanggung jawab telah melakukan kejahatan perang.
Laporan itu juga mengatakan serangan 16 Maret di Teater Drama Mariupol, di mana pejabat lokal Ukraina mengatakan sekitar 300 orang tewas, adalah kejahatan perang.
"Misi tersebut tidak dapat menyimpulkan apakah serangan Rusia terhadap Ukraina dapat memenuhi syarat sebagai serangan yang meluas atau sistematis yang ditujukan terhadap penduduk sipil," jelas laporan itu, mengacu pada konteks di mana kejahatan seperti pembunuhan dan pemerkosaan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Namun demikian, menyatakan beberapa pola tindakan kekerasan yang melanggar IHRL (hukum hak asasi manusia internasional), yang telah berulang kali didokumentasikan selama konflik, seperti pembunuhan yang ditargetkan, penghilangan paksa atau penculikan warga sipil, memenuhi kualifikasi tersebut," lanjut laporan tersebut.
"Setiap tindakan kekerasan jenis ini, yang dilakukan sebagai bagian dari serangan semacam itu dan dengan sepengetahuannya, akan merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan."
BACA JUGA:
Diketahui, misi tersebut juga menemukan apa yang disebutnya pelanggaran oleh Ukraina, khususnya dalam perlakuannya terhadap tawanan perang. Tetapi, dikatakan pelanggaran Rusia "jauh lebih besar dalam sifat dan skala".
"Secara keseluruhan, laporan tersebut mendokumentasikan katalog ketidakmanusiawian yang dilakukan oleh pasukan Rusia di Ukraina," sebut duta besar AS untuk OSCE Michael Carpenter dalam sebuah pernyataan.
"Ini termasuk bukti penargetan langsung warga sipil, serangan terhadap fasilitas medis, pemerkosaan, eksekusi, penjarahan, dan deportasi paksa warga sipil ke Rusia," tandasnya.