JAKARTA - Presiden Joko Widodo menargetkan jumlah orang yang menerima vaksinasi COVID-19 mencapai satu juta orang dalam satu hari. Namun, sampai saat ini terget tersebut belum tercapai.
Per hari, rata-rata jumlah orang yang mendapat suntikan vaksin dosis pertama tak pernah mencapai 250 ribu. Sejak dilaksanakan pada 13 Januari hingga kini, baru 3.337.026 orang yang menerima suntikan vaksin dosis pertama dan 1.197.772 dosis kedua.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan alasan vaksinasi virus corona masih belum menyentuh target. Kata dia, fasilitas kesehatan masih terbatas.
"Sejauh ini, kendala yang dihadapi pemerintah di antaranya terbatasnya jumlah fasilitas kesehatan," kata Wiku dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden, Selasa, 9 Maret.
Faktor lainnya, kata Wiku, adalah belum sempurnanya sistem informasi data yang dibutuhkan untuk vaksinasi dan alur komunikasi yang dibutuhkan oleh masyarakat.
"Pemerintah terus mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi sebagai input yang berarti untuk memperbaiki program ke depannya," sambungnya.
BACA JUGA:
Diberitakan sebelumnya, Jokowi ingin Indonesia segera memiliki kekebalan imunitas (herd immunity) di kalangan masyarakat. Sebab, percepatan vaksinasi menjadi salah satu kunci untuk mengendalikan laju penularan COVID-19.
Karena itu Jokowi menargetkan satu juta orang harus divaksinasi dalam satu hari. "Target vaksinasi pada periode Januari sampai Juni adalah 40 juta orang dan kita menargetkan 1 juta orang harus divaksinasi setiap hari agar pelaksanaan vaksinasi ini dapat selesai tepat waktu sesuai target yang telah kita berikan," kata Jokowi.
Jokowi bilang, vaksinasi ini tidak hanya di Jakarta tapi harus terus bergulir ke semua provinsi. Semuanya harus memulai proses vaksinasi secara besar-besaran. Jokowi lalu menginstruksikan pemerintah daerah mempercepat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di wilayahnya.
"Saya telah mengingatkan dan meminta pemerintah daerah untuk lebih cepat, untuk lebih giat lagi melaksanakan vaksinasi di daerah masing-masing negara," ungkap Jokowi.