Langgar Hukum, Polisi Melbourne Bubarkan Unjuk Rasa Anti-penguncian COVID-19
Ilustrasi polisi Australia mengamankan pengunjuk rasa anti-penguncian COVID-19. (Wikimedia Commons/Matt Hrkac)

Bagikan:

JAKARTA - Polisi di Melbourne tembakan bola merica dan pelet karet pada Hari Kamis, langkah tegas untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa yang menentang perintah penguncian atau tinggal di rumah untuk merusak properti, memblokir jalan raya yang sibuk dan melukai tiga petugas, yang menyebabkan lebih dari 40 penangkapan, kata pihak berwenang.

Ini adalah hari kedua unjuk rasa di Melbourne yang tengah berada di bawah penguncian untuk mencegah penyebaran COVID-19 varian Delta, setelah pihak berwenang menutup lokasi konstruksi selama dua minggu, mengatakan gerakan pekerja yang sering menyebarkan virus corona.

"Ini adalah lingkungan yang sangat menantang bagi kami," terang Shane Patton, komisaris polisi di Negara Bagian Victoria, menambahkan protes yang dilakukan melanggar hukum, mengutip Reuters 21 September.

Televisi dan media sosial menunjukkan gambar video pengunjuk rasa berbaris di jalan-jalan, menembakkan suar, meneriakkan dan menyerang mobil polisi, dikelilingi oleh polisi berkuda dan petugas dengan perlengkapan anti huru hara.

Para pengunjuk rasa tidak hanya termasuk pekerja konstruksi, tetapi juga penentang vaksinasi wajib dan penguncian yang diperpanjang di Victoria, yang mengutuk vaksin COVID-19, Perdana Menteri Negara Bagian Dan Andrews dan pemimpin serikat pekerja, yang telah mendukung vaksinasi untuk anggota.

"Tindakan kekerasan dan gangguan tidak akan mengurangi satu kasus COVID, bahkan itu hanya membantu penyebaran virus," tegas Dan Andrews dalam sebuah pernyataan Selasa malam waktu setempat.

polisi australia
Ilustrasi polisi berjaga mengantisipasi unjuk rasa anti penguncian. (Wikimedia Commons/Neb)

Penghentian kegiatan pembangunan menyusul protes terhadap perintah vaksinasi COVID-19, berubah menjadi kekerasan pada Hari Senin. Untuk diketahui, Australia mewajibkan semua pekerja konstruksi untuk menerima setidaknya satu dosis vaksin COVID-19 pada akhir minggu ini.

"Tim kesehatan masyarakat tidak punya pilihan selain terus bekerja selama dua minggu ke depan untuk meningkatkan kepatuhan," tukas Menteri Kesehatan negara bagian Martin Foley.

Australia telah mengunci kota-kota besarnya, seperti Sydney, Melbourne termasuk ibu kota Canberra, guna mengendalikan wabah COVID-19 varian Delta yang sangat menular. Tetapi pembatasan ketat telah memicu demonstrasi anti-penguncian dengan polisi menangkap ratusan orang di dua kota selama akhir pekan.

Selasa ini, Victoria mencatat 603 infeksi baru COVID-19, menjadi angka penambahan infeksi harian tertinggi tahun ini, dengan satu kematian baru tercatat. Ada pun New South Wales melaporkan 1.022 kasus infeksi baru, mayoritas di ibu kota Sydney naik dari 935 kasus kemarin, dengan 10 kematian tercatat.

Sementara, pihak berwenang telah mulai melonggarkan beberapa pembatasan pada pertemuan di luar ruangan dan olahraga di Sydney dan Melbourne, seiring dengan peningkatan capaian vaksinasi COVID-19.

Hingga saat ini, sebanyak 53 persen orang dewasa di New South Wales telah divaksinasi COVID-19 lengkap, sementara di Victoria cakupannya adalah 44 persen. Sebelumnya, pemerintah telah berjanji melonggarkan pembatasan, jika angka persentase vaksinasi sudah mencapai 70 persen hingga 80 persen.

Melansir Worldometers, Australia hingga saat ini mencatat total 88.729 kasus infeksi COVID-19, dengan 1.178 kematian dan 63.378 pasien dinyatakan sembuh sejak awal pandemi.