Protes Pembatasan dan Vaksin COVID-19 Terus Berlangsung di Belanda, Kendati Kasus Infeksi Harian Capai Rekor Baru
Unjuk rasa COVID-19 di Amsterdam, Belanda. (Wikimedia Commons/BAMCorp)

Bagikan:

JAKARTA - Ribuan pengunjuk rasa memadati jalan-jalan Amsterdam, Belanda pada Hari Minggu, menentang langkah-langkah COVID-19 yang diberlakukan pemerintah dan kampanye vaksinasi ketika infeksi virus mencapai rekor baru.

Pihak berwenang diberikan wewenang untuk menghentikan dan mencari di beberapa lokasi di seluruh kota, dengan sejumlah mobil polisi anti huru hara berpatroli di lingkungan tempat para demonstran berbaris dengan spanduk dan payung kuning.

Protes anti-coronavirus secara teratur diadakan di seluruh negeri, dengan pertemuan besar hari Minggu diikuti oleh para petani yang berkendara ke ibu kota dan memarkir traktor di sepanjang Alun-alun Museum pusat, mengutip Reuters 17 Januari.

Kerumunan memainkan musik, meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah dan kemudian berbaris di sepanjang jalan raya, memblokir lalu lintas. Belanda sendiri diketahui memiliki salah satu penguncian terberat di Eropa selama sebulan hingga liburan akhir tahun.

Angka infeksi harian COVID-19 mencapai rekor tertinggi lainnya di atas 36.000 pada Hari Minggu, menurut data yang diterbitkan oleh Institut Kesehatan Belanda (RIVM). Belanda telah mencatat lebih dari 3,5 juta infeksi dan 21.000 kematian sejak awal pandemi, mengutip Reuters 17 Januari.

protes covid-19
Ilustrasi Polisi membubarkan unjuk rasa COVID-19 di Amsterdam, Belanda. (Wikimedia Commons/BAMCorp)

Di tengah meningkatnya penentangan publik, Perdana Menteri Mark Rutte pada hari Jumat mengumumkan pembukaan kembali toko, penata rambut dan pusat kebugaran, sebagian mencabut penguncian meskipun ada rekor jumlah kasus baru COVIC-19.

Toko-toko non-esensial, penata rambut, salon kecantikan, dan penyedia layanan lainnya diizinkan untuk dibuka kembali pada hari Sabtu dalam kondisi yang ketat.

Bar, restoran, dan tempat budaya telah diinstruksikan untuk tetap tutup hingga setidaknya 25 Januari karena ketidakpastian tentang bagaimana gelombang Omicron akan berdampak pada kapasitas rumah sakit.

"Kami mengambil langkah besar dan itu juga berarti kami mengambil risiko besar," ujar Rutte dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, Jumat pekan lalu.

PM Rutte menambahkan, ketidakpastian berarti bahwa bar, restoran, dan tempat budaya harus tetap ditutup hingga setidaknya 25 Januari.

Sebelumnya pada Hari Jumat restoran di satu kota Belanda dibuka kembali dan yang lain mengatakan mereka akan buka pada Hari Sabtu, terlepas dari rencana pemerintah karena dukungan rakyat untuk penguncian selama sebulan menguap meskipun ada tekanan di rumah sakit dan rekor infeksi baru.

"Kami mengambil risiko yang diperhitungkan karena kami harus melakukannya. Penguncian sangat sulit bagi semua orang dan menutup semuanya, juga buruk bagi kesehatan kami," jelas Menteri Kesehatan Ernst Kuipers.

Untuk diketahui, Pemerintah Rutte memerintahkan penguncian pada pertengahan Desember, ketika gelombang varian Delta memaksa sistem kesehatan untuk membatalkan semua kecuali perawatan yang paling mendesak. Dan, tampaknya meningkatnya kasus varian Omicron akan membuatnya kewalahan.