JAKARTA - Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi, menyebut Indonesia berpotensi menghadapi gelombang ketiga pandemi COVID-19. Sebelumnya diprediksi, lonjakan kasus akan terjadi pada akhir tahun atau Desember mendatang.
Siti Nadia mengingatkan supaya mobilitas dan aktifitas masyarakat harus diimbangi dengan protokol kesehatan (prokes) ketat.
"Jadi sangat memungkinkan pola yang terjadi, bahkan di Amerika dan di Eropa saat ini mereka juga sedang menghadapi gelombang ketiga," ujar Nadia dalam keterangannya, Selasa, 21 September.
Bahkan, lanjutnya, di negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura pun masih terjadi kenaikan kasus COVID-19 dan belum menyelesaikan gelombang kedua Corona.
"Malaysia, Singapura juga sebenarnya belum menyelesaikan gelombang keduanya. Jadi, sebenarnya kita lebih dulu untuk menyelesaikan gelombang kedua, untuk kemudian menurunkan laju penularan kedua. Nah, artinya (gelombang ketiga) sangat memungkinkan ya," jelas Nadia.
"Apalagi tadi ya, di negara-negara kita-kita ini masih sangat tinggi kasusnya. Nah itu sangat berpotensi untuk kemudian bisa berkontribusi pada peningkatan kasus di Indonesia. Karena kita tahu ya, sudah dekat sekali seperti Malaysia dan Singapura itu," sambungnya.
BACA JUGA:
Nadia menegaskan, prokes ketat wajib dilaksanakan dengan disiplin, sejalan dengan aktivitas masyarakat yang mulai dibuka dalam perpanjangan PPKM berlevel.
"Kembali lagi kita harus ingat bahwa selain protokol kesehatan tetap kita laksanakan, ditambah tadi penggunaan aplikasi teknologi Pedulilindungi, kemudian upaya untuk mendorong testing yang lebih masif juga harus dijalankan walaupun kita tahu kasusnya sudah sangat menurun," demikian Nadia.