Bagikan:

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sekaligus Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan menjaga kasus harian COVID-19 pada level 2.700-an hingga 3.000-an kasus guna mengantisipasi agar tidak sampai terjadi gelombang ketiga.

Dalam konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Senin, Menko Luhut menjelaskan, angka tersebut didapat berdasarkan salah satu studi "Multiwave pandemic dynamics explained: how to tame the next wave of infectious diseases", di mana kunci untuk menahan gelombang baru adalah mengendalikan jumlah

kasus pada masa strolling (ketika kasus sedang rendah).

"Dalam studi tersebut, jumlah kasus disarankan ditahan pada tingkat 10 kasus per juta penduduk per hari, atau dalam kasus Indonesia berkisar 2.700 atau 3.000-an kasus," ungkapnya dilansir Antara, Selasa, 21 September.

Menko Luhut menuturkan, jajaran kabinet telah diminta Presiden Jokowi untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya gelombang ketiga COVID-19.

Berbekal laporan tersebut, Wakil Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) itu pun akan memanfaatkan kondisi yang membaik saat ini untuk penanganan ke depan.

"Oleh karena itu, kita jangan cepat-cepat euforia terhadap kondisi ini, karena sangat mungkin terjadi hal-hal yang di luar dugaan kita. Karena masih banyak ketidaktahuan kita mengenai delta varian dan sebangsanya itu," ujarnya.

Menko Luhut pun meyakini Indonesia akan bisa mengendalikan pandemi dengan target tersebut. Kuncinya, menurut dia, yakni 3T, 3M, penggunaan PeduliLindungi serta vaksinasi yang masif.

"Saya yakin kita bisa mengendalikan kasus pada angka tersebut. kuncinya adalah 3T, 3M, serta penggunaan PeduliLindungi dan vaksin yang masif. Program vaksin saya kira berjalan dan kita berharap lansia segera semua divaksin, karena yang divaksin lansia masih agak kecil," ujarnya.

Lebih lanjut, dia memohon kepada masyarakat agar tidak bereuforia atas capaian yang ada sehingga mengabaikan segala bentuk protokol kesehatan.

Menurut dia, apa yang dicapai kita bersama saat ini bukanlah bentuk euforia yang harus dirayakan.

"Kelengahan sekecil apapun yang kita lakukan ujungnya akan terjadi peningkatan kasus dalam beberapa minggu ke depan. Dan pastinya akan mengulang pengetatan-pengetatan yang kembali diberlakukan," ujarnya.

Kasus konfirmasi secara nasional, Senin ini berada pada angka 1.932 kasus. Ada pun kasus aktif mencapai 55.936 kasus. Khusus di Jawa-Bali, kasus harian tercatat turun hingga 98 persen dari titik puncaknya 15 Juli lalu.