Mesir Pompa Gas Beracun ke Dalam Terowongan di Perbatasan Gaza, Tiga Warga Palestina Tewas
Ilustrasi terowongan bawah tanah. (Wikimedia Commons/IDF Spokesperson's Unit photographer)

Bagikan:

JAKARTA - Otoritas Mesir kembali melakukan 'pembersihan' terowongan-terowongan yang biasa dipakai oleh warga Palestina di perbatasan kedua negara, dengan korban jiwa jatuh akibat aksi Mesir kali ini.

Mengutip Opindia 3 September, setidaknya tiga warga Palestina tewas di dalam terowongan yang digunakan untuk aktivitas penyelundupan, setelah tentara Mesir memompa gas beracun ke dalam terowongan, sebut media Palestina dan Israel.

Terowongan yang menjadi sasaran tentara Mesir ini membentang dari Semenanjung Sinai di Mesir hingga Jalur Gaza, di bawah Koridor Philadelphi. Para korban dalam insiden itu adalah pekerja yang bekerja di terowongan. Sumber di Gaza mengatakan, mereka telah kehilangan kontak dengan para pekerja di terowongan.

Warga menggunakan terowongan tersebut untuk menyelundupkan makanan, bahan bakar, senjata dan amunisi ke Jalur Gaza yang dikuasai Hamas.

Ini bukan kali pertama serangan sejenis dilakukan. Pada 2019, dua warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka setelah pasukan Mesir memompa asap beracun ke dalam terowongan penyelundupan yang membentang ke Semenanjung Sinai dari Jalur Gaza. Pada Februari 2017, tiga warga Palestina tewas di terowongan antara Gaza dan Sinai dalam keadaan yang sama.

Mesir telah menghancurkan lebih dari 3.000 terowongan di sepanjang perbatasannya dengan Jalur Gaza dalam enam tahun terakhir, juru bicara Angkatan Darat Mesir Tamer Al-Refai mengatakan pada tahun 2020

"Pada 2015, pemerintah (Mesir) mengambil keputusan untuk membangun zona penyangga di sepanjang perbatasan (dengan Jalur Gaza)," sebutnya melansir The Jerusalem Post 3 September.

Ditambahkannya, terowongan ini digunakan untuk mengancam keamanan nasional Mesir, termasuk infiltrasi teroris, penyelundupan senjata, amunisi, barang, obat-obatan narkotika dan kendaraan.

"Kami menetapkan buffer zone secara bertahap, karena warga harus direlokasi. Mereka telah menerima kompensasi," urainya dalam sebuah wawancara yang diberikan kepada saluran berita Mesir Extra News pada tahun 2020.

Untuk diketahui, Hamas memiliki jaringan terowongan yang luas di sepanjang perbatasan Jalur Gaza, yang dikenal sebagai 'Hamas Metro'. Selama bentrokan bersenjata 11 hari pada Bulan Meilalu, Israel telah membom beberapa terowongan di perbatasan Israel-Gaza sebagai pembalasan atas pemboman roket di Israel oleh Hamas.