Perbatasan Rafah Kembali Dibuka saat Jumlah Korban Tewas di Gaza Terus Bertambah
Ilustrasi perlintasan Rafah. (Wikimedia Commons/أشرف العناني)

Bagikan:

JAKARTA - Perbatasan Rafah dibuka kembali pada Hari Senin, memungkinkan warga asing dan warga Palestina yang terluka untuk pindah dari Gaza ke Mesir, setelah ditutup selama akhir pekan, kata seorang pejabat perbatasan Mesir.

Rafah adalah satu-satunya penyeberangan perbatasan Gaza yang tidak dikendalikan oleh Israel, yang menutup penyeberangannya dengan wilayah tersebut bulan lalu.

Pekan lalu, sebuah terobosan dicapai untuk memungkinkan pemegang paspor asing dan warga sipil yang terluka parah, untuk keluar dari Gaza melalui Rafah.

Namun, perbatasan itu ditutup selama akhir pekan, lantaran serangan udara yang dilakukan Israel menghantam ambulans Bulan Sabit Merah Palestina.

Sebagai bagian dari pembukaan kembali Hari Senin, total sembilan warga Palestina yang terluka parah akibat serangan udara Israel di Gaza telah menyeberang untuk menerima perawatan di rumah sakit Mesir, kata pejabat itu, melansir CNN 6 November.

Lima orang menemani korban luka, tambah pejabat itu.

Menurut penghitungan CNN, jumlah total warga Palestina yang telah dipindahkan ke Mesir untuk mendapatkan perawatan menjadi 93 orang.

Diketahui, ambulans dari Bulan Sabit Merah Mesir telah berbaris di dekat perbatasan pada Hari Senin, sebelum warga Palestina yang terluka diizinkan menyeberang, menunggu untuk membawa mereka ke rumah sakit.

Terpisah, Kementerian Kesehatan di Gaza mengumumkan, jumlah korban tewas akibat serangan Israel di wilayah itu telah tembus 10.000 jiwa.

Juru bicara kementerian Ashraf Al Qudra mengatakan, 10.022 warga Palestina di daerah kantong tersebut tewas akibat serangan Israel, termasuk 4.104 anak-anak, 2.641 wanita dan 611 orang lanjut usia.

Angka-angka tersebut menunjukkan sekitar tiga perempat dari korban tewas berasal dari populasi rentan. Pihak kementerian juga melaporkan 25.408 orang lainnya terluka.

Di pihak Israel, otoritas setempat mengatakan sekitar 1.400 orang tewas dan 240 lainnya disandera, setelah serangan kelompok militan Hamas pada 7 Oktober lalu ke wilayah selatan negara itu.