Bagikan:

JAKARTA - Militer Israel menewaskan puluhan orang dalam serangan baru di Gaza, kata petugas medis Palestina pada Hari Senin, menyebabkan jumlah korban tewas warga di wilayah kantong tersebut terus bertambah.

Rafah, tempat perlindungan terakhir bagi lebih dari satu juta warga Palestina di perbatasan selatan Jalur Gaza dengan Mesir, termasuk di antara kota-kota yang menjadi sasaran serangan terbaru.

Petugas medis Palestina mengatakan 30 orang telah tewas dalam 24 jam sebelumnya di Rafah, yang populasinya telah membengkak karena pengungsi Palestina yang melarikan diri dari pertempuran di tempat lain di Gaza setelah lebih dari lima bulan perang.

"Setiap pemboman yang terjadi di Rafah, kami khawatir tank akan datang. 24 jam terakhir adalah salah satu hari terburuk sejak kami pindah ke Rafah," kata Abu Khaled, ayah tujuh anak, yang menolak menyebutkan nama lengkapnya karena takut akan pembalasan, melansir Reuters 25 Maret.

"Di Rafah, kami hidup dalam ketakutan, kami kelaparan, kami kehilangan tempat tinggal dan masa depan kami tidak diketahui. Tanpa adanya gencatan senjata, kami mungkin akan mati atau mengungsi ke tempat lain, mungkin ke utara dan mungkin ke selatan (ke Mesir)," ujarnya melalui aplikasi aplikasi obrolan.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Gaza pada Hari Senin mengumumkan, sedikitnya 32.333 warga Palestina telah tewas akibat serangan Israel sejak konflik pecah pada 7 Oktober.

Pernyataan kementerian itu juga mengatakan, sekitar 74.694 warga Palestina lainnya telah terluka akibat serangan tersebut.

"Sedikitnya 107 warga Palestina tewas dan 176 lainnya terluka dalam serangan Israel dalam 24 jam terakhir," kata pernyataan itu, dikutip dari Anadolu.

"Banyak korban masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan-jalan dan tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka," tambah kementerian.

Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas, yang menurut Tel Aviv telah menewaskan hampir 1.200 orang.

Perang Israel, yang kini memasuki hari ke-171, telah mendorong 85 persen penduduk Gaza mengungsi di tengah-tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur daerah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.