JAKARTA - Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan pasukan Israel mengepung dua rumah sakit Gaza pada Hari Minggu, menjebak tim medis di bawah tembakan berat, sementara sekitar 480 militan ditangkap dalam bentrokan yang terus berlanjut di rumah sakit utama Gaza, RS Al Shifa.
Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan salah satu stafnya tewas, ketika tank-tank Israel tiba-tiba mundur ke daerah sekitar rumah sakit Al-Amal dan Nasser di kota selatan Khan Younis, di tengah pemboman besar-besaran dan tembakan.
Pasukan Israel mulai beroperasi di sekitar Al-Amal, kata militer, menyusul "informasi intelijen yang tepat yang mengindikasikan militan menggunakan infrastruktur sipil untuk kegiatan teror di RS Al-Amal," melansir Reuters 25 Maret.
Pasukan lapis baja Israel menutup Rumah Sakit Al-Amal dan melakukan operasi buldoser besar-besaran di sekitarnya, kata Bulan Sabit Merah dalam sebuah pernyataan.
"Semua tim kami berada dalam bahaya ekstrem saat ini dan tidak bisa bergerak sama sekali," badan itu.
Lebih jauh Bulan Sabit Merah mengatakan, pasukan Israel menuntut evakuasi menyeluruh terhadap staf, pasien dan pengungsi dari lokasi Al Amal dan menembakkan bom asap ke RS tersebut untuk memaksa penghuninya keluar.
Seorang pengungsi Palestina tewas di dalam kompleks rumah sakit setelah kepalanya terkena tembakan Israel, kata Bulan Sabit Merah dalam laporan terbarunya.
Terpisah, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan puluhan pasien dan staf medis telah ditahan oleh pasukan Israel di Al Shifa Gaza yang telah berada di bawah kendali Israel selama seminggu.
Sedangkan kantor media pemerintah yang dikelola Hamas mengatakan, pasukan Israel telah membunuh lima dokter Palestina selama tujuh hari serangan mereka terhadap Al Shifa.
Militer Israel sendiri tidak segera menanggapi permintaan komentar atas laporan tersebut. Sebelumnya disebutkan, mereka telah menewaskan lebih dari 170 pria bersenjata dalam serangan tersebut, yang menurut Kementerian Kesehatan Palestina juga menyebabkan kematian lima pasien.
Israel menuding rumah sakit di Gaza, tempat perang berkecamuk selama lebih dari lima bulan, digunakan oleh militan Hamas sebagai markas. Mereka telah merilis video dan gambar yang mendukung klaim tersebut. Hamas dan staf medis membantah tuduhan tersebut.
"Saat ini, teroris Hamas dan Jihad Islam mengurung diri di dalam bangsal rumah sakit Shifa," kata juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari.
Hagari mengatakan, orang-orang bersenjata Hamas menembaki tentara dari dalam ruang gawat darurat dan bangsal bersalin di rumah sakit, juga menembakkan mortir ke arah tentara di rumah sakit, sehingga menyebabkan kerusakan.
BACA JUGA:
Kantor media pemerintah yang dikelola Hamas mengatakan mereka "dengan tegas membantah hal ini."
"Bagaimana mereka bisa mengklaim hal ini sementara tentara mereka berkeliaran dan bermain-main di dalam kompleks dengan mudah, melakukan interogasi terhadap pengungsi, pasien, dan yang terluka," kata direktur kantor media Ismail Al-Thawabta.
Diketahui, RS Al Shifa adalah salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang bahkan sebagian beroperasi di Gaza utara, dan seperti fasilitas lainnya, juga telah menampung hampir 2 juta warga sipil, lebih dari 80 persen populasi Gaza, yang mengungsi akibat perang.