Serbu RS Al Shifa dan Tangkap Ratusan Militan, IDF: Mereka yang Melawan Dihabisi
Pasukan IDF di sekitar RS Al Shifa, Gaza. (Sumber: Israel Defense Forces)

Bagikan:

JAKARTA - Pasukan Israel telah menahan ratusan militan Hamas dan Jihad Islam, termasuk sejumlah pejabat keamanan dan komandan militer, selama penggerebekan yang meluas ke rumah sakit utama Gaza, kata juru bicara Israel Defense Forces (IDF).

Pasukan Israel memasuki RS Al Shifa di Kota Gaza pada Senin dini hari. Kemudian langsung menyisir kompleks rumah sakit, yang menurut militer terhubung dengan jaringan terowongan yang digunakan sebagai markas pejuang Palestina.

Dikatakan, tentara Israel telah membunuh ratusan militan dan menahan lebih dari 500 tersangka, termasuk 358 anggota kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam, jumlah terbesar sejak awal perang hampir enam bulan lalu.

Juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, unit pasukan khusus telah menggunakan "taktik penipuan" untuk mengejutkan para pejuang, langkah yang dinilai merusak Hamas dan Jihad Islam.

Di antara para tahanan, terdapat tiga komandan senior militer Jihad Islam dan dua pejabat Hamas yang bertanggung jawab atas operasi di Tepi Barat yang diduduki, serta pejabat keamanan internal Hamas lainnya.

"Mereka yang tidak menyerah kepada pasukan kami, bertempur melawan pasukan kami, dihabisi," kata Laksda Hagari dalam taklimat Kamis malam, melansir Reuters 22 Maret.

Sementara itu, sejauh ini belum ada komentar langsung dari Hamas atau Jihad Islam terkait klaim penangkapan anggotanya oleh militer Israel.

RS Al Shifa, rumah sakit terbesar di Jalur Gaza sebelum perang, kini menjadi salah satu dari sedikit fasilitas kesehatan yang hanya beroperasi sebagian di bagian utara wilayah tersebut.

Selain memberikan layanan kesehatan, rumah sakit itu juga menampung warga sipil yang kehilangan tempat tinggal.

Diketahui, Israel menuai kritik keras pada November lalu ketika tentara mereka pertama kali menggerebek rumah sakit tersebut. Pasukan menemukan terowongan di sana, yang menurut mereka digunakan sebagai pusat komando dan kendali Hamas.

Namun, kelompok militan Hamas dan staf medis menyangkal tuduhan rumah sakit tersebut digunakan untuk tujuan militer atau untuk melindungi para pejuang.

Dalam beberapa hari terakhir, juru bicara Hamas mengatakan korban tewas penyerbuan rumah sakit tersebut yang diumumkan dalam pernyataan Israel sebelumnya bukanlah pejuang, melainkan pasien dan orang-orang terlantar, menuduh Israel melakukan kejahatan perang.