Bagikan:

JAKARTA - Kondisi di sekitar Rumah Sakit Al Shifa digambarkan sebagai sebuah bencana, usai pasukan Israel menarik diri dari kompleks rumah sakit tersebut.

Kru layanan medis sedang berupaya untuk menemukan ratusan jenazah yang "tersebar" di sekitar kompleks medis Al-Shifa, kata mereka pada Hari Senin, ketika skala kehancuran muncul setelah penarikan pasukan Israel.

"Apa yang terjadi di sini adalah bencana dalam arti sebenarnya, yang merugikan kemanusiaan dan sistem kesehatan di Jalur Gaza," kata Fares Afanca, kepala kru ambulans di Kota Gaza, melansir CNN 1 April.

Sementara itu, Mustafa Barghouti, kepala Inisiatif Palestina dan direktur Masyarakat Bantuan Medis Palestina menggambarkan "pembantaian" dengan "ratusan anak-anak, wanita dan pria sipil yang dimutilasi dibunuh oleh tentara Israel."

Seratus tiga puluh "orang yang sakit dan terluka ditemukan dalam kondisi kesehatan yang buruk, dehidrasi, kelaparan, dengan luka yang terinfeksi dan dipenuhi lalat," lanjutnya.

Beberapa jenazah yang membusuk dan cacat sebagian terkubur di bawah reruntuhan bangunan yang dulunya merupakan bangunan rumah sakit terbesar di Gaza dapat dilihat dalam video yang diperoleh CNN.

Diberitakan sebelumnya, sedikitnya 300 jenazah berhasil ditemukan sejauh ini di Rumah Sakit Al-Shifa Kota Gaza, Palestina, setelah penarikan militer Israel dari kompleks medis itu pada Hari Senin, menurut Pertahanan Sipil Gaza.

Organisasi tersebut mengatakan, sulit untuk menentukan jumlah pasti orang yang terbunuh karena pasukan Israel menguburkan mayat di dalam dan sekitar kompleks Al Shifa, dan membuldoser jalan-jalan di dekatnya.

Militer Israel mengumumkan penarikan diri seluruh pasukannya dari Kompleks RS Al Shifa di Jalur Gaza, mengakhiri operasi pengepungan yang sudah berlangsung selama dua minggu.

"Pasukan IDF dan ISA telah menyelesaikan aktivitas operasional yang tepat di area Rumah Sakit Shifa dan keluar dari area rumah sakit," kata Israel Defense Forces (IDF), menggunakan akronim dari badan keamanan dalam negeri Israel, Shin Bet.

Israel mengatakan operasinya di dalam dan sekitar rumah sakit tersebut merupakan misi anti-teror yang "tepat" mengatakan pihaknya telah melakukan yang terbaik untuk menghindari kerugian bagi warga sipil.

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Hari Minggu mengatakan, lebih dari 200 militan tewas di rumah sakit.

Sedangkan dalam sebuah pengarahan Hari Senin, juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan, 900 tersangka militan telah ditahan dalam operasi yang berlangsung selama dua minggu tersebut. Lebih dari 500 militan telah diidentifikasi sebagai anggota Hamas atau Jihad Islam Palestina (PIJ), Hagari menambahkan, beberapa dari mereka yang ditahan adalah "komandan dan orang-orang penting."