Bagikan:

JAKARTA - Presiden Korea Selatan Yoon Suk-Yeol mengatakan pada Hari Senin, pemerintahannya terbuka untuk melakukan pembicaraan dengan dokter yang menentang rencananya untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran, dan menuduh para kritikus tidak menawarkan alternatif yang masuk akal untuk mengurangi kekurangan dokter.

Dalam pidatonya selama 50 menit, untuk pertama kalinya Presiden Yoon mengisyaratkan kesediaannya untuk mengupayakan kompromi terhadap proposal reformasi medisnya, setelah pemerintah menyerukan dialog dengan para dokter yang mogok.

Presiden Yoon meminta maaf atas ketidaknyamanan yang disebabkan oleh pemogokan yang sedang berlangsung oleh para dokter magang. Di sisi lain, menilai sektor medis menempatkan kepentingan mereka sendiri di atas kesehatan masyarakat.

"Jika Anda menemukan solusi yang lebih tepat dan masuk akal, kita bisa mendiskusikannya sebanyak yang Anda mau," kata Presiden Yoon, melansir Reuters 1 April.

"Jika Anda menyajikan pendapat yang lebih baik dan alasan yang rasional, kebijakan pemerintah dapat berubah menjadi lebih baik," sambungnya.

Diketahui, lebih dari 90 persen dari 13.000 dokter magang di Negeri Ginseng melakukan aksi mogok kerja sejak 20 Februari, sebagai protes terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan penerimaan sekolah kedokteran sebesar 2.000 siswa mulai tahun 2025, dari semula 3.000 siswa saat ini.

Populasi Korea Selatan yang berjumlah 52 juta jiwa memiliki 2,6 dokter per 1.000 orang pada tahun 2022, jauh di bawah rata-rata 3,7 di negara-negara Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Pemerintahan-pemerintahan sebelumnya telah merancang langkah-langkah untuk mengatasi kekurangan dokter di layanan-layanan penting termasuk unit pediatrik dan gawat darurat, serta klinik-klinik di luar wilayah Seoul, namun upaya mereka gagal di tengah penolakan kuat dari sektor medis.

Beberapa profesional medis mengatakan, Pemerintahan Presiden Yoon telah gagal melakukan konsultasi terlebih dahulu, dan rencana tersebut tidak akan banyak memperbaiki situasi saat ini, termasuk rendahnya gaji bagi dokter magang.

Presiden Yoon membantah beberapa klaim kelompok dokter, menyoroti mengapa reformasi medis sangat penting.

"Setelah bungkam atas permintaan pemerintah untuk memberikan jumlah tertentu terkait kuota sekolah kedokteran, komunitas medis kini memberikan jumlah seperti 350, 500, dan 1.000 tanpa alasan apa pun," katanya.

"Jika mereka ingin berargumentasi skala penambahan harus dikurangi, mereka harus mengajukan gagasan terpadu dengan bukti ilmiah yang kuat, daripada mengambil tindakan kolektif," tandas Presiden Yoon.