Spanyol Terjunkan 26 Ton Bantuan Kemanusiaan untuk Gaza, Nilai Jalur Darat Penting untuk Cegah Kelaparan
Penerjunan bantuan kemanusiaan ke Gaza. (Wikimedia Commons/Staff Sgt. Christian Sullivan)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Luar Negeri Spanyol mengatakan, militer negara itu menerjunkan 26 ton bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Jalur Gaza pada Hari Rabu, serta meminta Israel untuk membuka penyeberangan perbatasan darat guna mencegah kelaparan.

Operasi tersebut, yang dilakukan melalui koordinasi dengan Yordania dan dibiayai bersama oleh Uni Eropa, menjatuhkan lebih dari 11.000 jatah makanan untuk meringankan "tingkat kerawanan pangan yang dahsyat" yang dihadapi oleh 1,1 juta orang di Gaza, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.

"Spanyol bersikeras membuka jalur penyeberangan darat sebagai tindakan yang sangat diperlukan untuk menghindari situasi kelaparan," kata kementerian, dilansir dari Reuters 28 Maret.

Negara-negara Barat lainnya, termasuk Amerika Serikat, Prancis dan Jerman, serta Yordania juga menggunakan penerjunan udara untuk menyalurkan bantuan guna meringankan krisis kemanusiaan di Gaza, setelah hampir enam bulan perang antara pasukan Israel dan militan Hamas.

Badan-badan bantuan mengatakan pengiriman ke Gaza, yang sebagian besar terbuang sia-sia akibat pemboman Israel, terhambat oleh hambatan birokrasi dan ketidakamanan sejak dimulainya perang pada 7 Oktober 2023.

Pekan lalu, sebuah laporan yang didukung PBB mengatakan kelaparan akan segera terjadi dan kemungkinan besar akan terjadi pada Bulan Mei di Gaza utara dan dapat menyebar ke seluruh wilayah kantong tersebut pada Bulan Juli.

Selain itu, Kementerian Luar Negeri Spanyol juga menegaskan kembali komitmennya untuk mendukung UNRWA, badan kemanusiaan PBB untuk Palestina dan kelangsungan keberadaannya.

Pada Bulan Januari, donor utama UNRWA, termasuk AS dan Jerman, menangguhkan pendanaan menyusul tuduhan adanya sekitar 12 dari belasan ribu karyawan Palestina dicurigai terlibat dalam serangan Hamas terhadap Israel yang memicu perang.

Israel sendiri mengatakan, mereka tidak membatasi jumlah bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza dan menyalahkan badan-badan PBB yang dianggap tidak efisien dalam menjangkau warga sipil di sana.