JAKARTA - Perserikatan Bangsa Bangsa menyambut baik berita adanya kapal kemanusiaan yang mengangkut bantuan World Central Kitchen (WCK) yang mengirimkan makanan ke Gaza, namun menekankan kapal tersebut "bukan pengganti" bantuan darat untuk warga Gaza yang berada di ambang kelaparan.
"Makanan dan bantuan darurat lainnya yang masuk ke Gaza, seperti yang kita semua tahu, sangat dibutuhkan, tidak diragukan lagi, jadi ini sangat dihargai," kata juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) Jens Laerke, dilansir dari CNN 13 Maret.
"(Namun) hal ini bukanlah pengganti transportasi darat berupa makanan dan bantuan darurat lainnya ke Gaza dan khususnya Gaza bagian utara. Hal ini tidak dapat menggantikan hal tersebut," sambungnya.
Sebelumnya, juru bicara World Central Kitchen mengatakan kepada CNN, organisasi tersebut akan mendistribusikan 200 ton makanan, yang setara dengan sekitar 500.000 porsi makanan.
WCK meluncurkan kapal bantuan dari Siprus ke Gaza pada Hari Selasa, mengatakan pihaknya berencana untuk mendistribusikan bantuan itu sendiri begitu kapal tersebut mencapai Gaza.
WCK mengatakan, pihaknya telah bermitra dengan Uni Emirat Arab, Siprus dan organisasi non-pemerintah Spanyol Open Arms untuk mengoordinasikan pengiriman tersebut.
Pertanyaan pun muncul mengenai rencana distribusi kapal tersebut setelah mendarat di Gaza. Pengiriman melalui udara dan truk baru-baru ini di Gaza terbukti berbahaya karena kerumunan warga sipil yang memadati titik pengiriman, berjuang mati-matian untuk mendapatkan paket bantuan di tengah meluasnya kelaparan di jalur tersebut.
WCK bekerja sama dengan ribuan kontraktor dan relawan lokal untuk mengatur dan mendistribusikan bantuan, kata juru bicara tersebut.
Organisasi tersebut mengatakan mereka tidak dapat mengungkapkan lokasi dermaga di Gaza di mana kapal Open Arms akan mendarat, namun mengatakan bahwa timnya "mengerjakannya 24/7."
BACA JUGA:
Pelayaran ke Gaza biasanya memakan waktu sekitar 15 jam, namun tongkang derek yang berat dapat memperpanjang perjalanan, mungkin hingga dua hari. Siprus sendiri negara Uni Eropa yang paling dekat dengan perang Israel-Hamas, terletak sekitar 200 mil (320 km) barat laut Gaza.
Secara terpisah, Koordinator Kegiatan Pemerintah Israel di Wilayah (COGAT) mengatakan, Israel telah "berpartisipasi dalam proses pemeriksaan kapal." Namun, badan tersebut tidak merinci kapan dan di mana.
Diketahui, COGAT memeriksa seluruh bantuan yang masuk ke wilayah Gaza. Badan Israel itu dituduh oleh lembaga bantuan menolak akses karena alasan sewenang-wenang atau tanpa alasan sama sekali.