Pakar PBB Sebut Israel Hancurkan Sistem Pangan Gaza dengan Taktik 'Kelaparan'
Pengungsi di Gaza mengantre makanan. (Sumber: UNRWA/Ashraf Amra)

Bagikan:

JAKARTA - Pakar Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengatakan pada Hari Kamis, Israel menghancurkan sistem pangan Gaza sebagai bagian dari "kampanye kelaparan" yang lebih luas, dalam perangnya melawan militan Hamas dan mencaci-maki badan hak asasi manusia PBB karena tidak berbuat lebih banyak.

"Gambaran kelaparan di Gaza sungguh tak tertahankan dan Anda tidak melakukan apa-apa," kata Michael Fakhri, Pelapor Khusus PBB untuk Hak atas Pangan, dalam pidatonya di Dewan Hak Asasi Manusia PBB, melansir Reuters 8 Maret.

Para pejabat bantuan kemanusiaan telah memperingatkan akan terjadinya kelaparan, lima bulan setelah kampanye melawan kelompok militan Palestina, sementara rumah sakit di bagian utara wilayah kantong yang terpencil mengatakan anak-anak mulai meninggal karena kekurangan gizi.

Lebih lanjut Fakhri mengatakan kepada dewan, Israel "menghancurkan sistem pangan di Gaza".

"Israel telah melancarkan kampanye kelaparan terhadap rakyat Palestina di Gaza," tambahnya, termasuk menargetkan nelayan skala kecil.

Dalam kesempatan yang sama, profesor hukum keturunan Lebanon-Kanada, Fakhri, salah satu dari puluhan pakar hak asasi manusia independen yang diberi mandat oleh PBB untuk melaporkan dan memberi nasihat, menuduh Israel menargetkan nelayan skala kecil dengan menolak akses mereka ke laut dan menghancurkan perahu dan gubuk.

Sekitar 80 persen sektor perikanan Gaza telah dihancurkan sejak 7 Oktober, katanya, seraya menambahkan setiap kapal telah dihancurkan oleh pasukan Israel di pelabuhan utama Kota Gaza.

Dalam sambutan penutupnya, Fakhri meminta negara-negara anggota juga mempertimbangkan sanksi, pemutusan hubungan diplomatik, dan embargo senjata.

"Ini ada dalam pengawasan Anda. Tolong ubah kata-kata Anda menjadi tindakan," katanya.

Diketahui, beberapa negara di dunia telah mengkritik Israel atas meningkatnya kelaparan di wilayah tersebut, termasuk Mesir dan Irak.

Menanggapi hal ini, Yeela Cytrin, penasihat hukum misi Israel untuk PBB, menyebut tuduhan terhadap Israel sebagai sebuah "kebohongan terang-terangan".

"Israel sepenuhnya menolak tuduhan bahwa mereka menggunakan kelaparan sebagai alat perang," katanya kepada dewan dan kemudian keluar sebagai bentuk protes.

Israel sendiri membantah membatasi bantuan ke Gaza dan telah mulai bekerja sama dengan kontraktor swasta untuk menyalurkan bantuan.

Dewan HAM PBB tersebut membentuk Komisi Penyelidikan PBB yang bersifat terbuka pada tahun 2021 untuk menyelidiki pelanggaran di kedua sisi konflik, namun belum mengeluarkan mosi baru apa pun sejak kekerasan terbaru dimulai.