Menlu Wang Yi Sebut Persepsi Salah Amerika Serikat Terhadap China Terus Berlanjut
Diplomat senior China Wang Yi di Jakarta. (Sumber: Kementerian Luar Negeri RI)

Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Wang Yi mengatakan, Amerika Serikat (AS) masih berpegang pada persepsi yang salah mengenai Tiongkok dan belum memenuhi "janji-janjinya", meskipun ada kemajuan sejak Presiden Joe Biden dan Xi Jinping bertemu pada November tahun lalu.

Berbicara pada konferensi pers di sela-sela pertemuan parlemen tahunan di Beijing, Menlu Wang mengatakan interaksi antara kedua negara hanya dapat berlanjut jika kedua belah pihak menghormati dan mengakui perbedaan mereka.

"Harus ditekankan bahwa persepsi keliru AS terhadap Tiongkok terus berlanjut, dan janji-janji yang dibuat AS belum benar-benar dipenuhi," kata Menlu Wang di Kongres Rakyat Nasional, dikutip dari Reuters 8 Maret.

"Metode untuk menekan Tiongkok terus diperbarui dan daftar sanksi sepihak terus diperluas," lanjutnya.

"Kejahatan yang AS ingin tambahkan ke dalam daftar yang diduga dilakukan Tiongkok telah mencapai tingkat yang sulit dipercaya," tandas Menlu Wang.

Meski begitu, Presiden Biden telah menegaskan Amerika Serikat tidak ingin menciptakan Perang Dingin baru atau berupaya mengubah sistem Tiongkok atau mendukung kemerdekaan Taiwan, katanya.

Dalam diskusi tahunan ini, Menlu Wang juga membahas hubungan dengan Rusia dan konflik Ukraina, Eropa, ekonomi Tiongkok yang terpuruk dan kecerdasan buatan.

Ketegangan antara kedua negara adidaya tersebut sedikit mereda sejak Presiden Biden dan Pemimpin Xi mengadakan pertemuan puncak San Francisco pada bulan November lalu, namun mereka tetap berada dalam ketegangan menjelang Pemilu AS tahun ini.

Tiongkok menuduh AS berusaha membendung dan menekan kebijakan pengembangan dan industri teknologi tinggi, sementara kedua militer saling mengawasi di tengah peningkatan penempatan di Asia Timur.

"Jadi kami mendesak AS untuk memahami tren perkembangan historis, melihat perkembangan Tiongkok secara obyektif dan rasional (dan) secara aktif dan pragmatis melakukan interaksi dengan Tiongkok," katanya.