JAKARTA - Israel akan terus melanjutkan serangannya terhadap Hamas, termasuk ke Kota Rafah di Gaza selatan, meskipun ada tekanan internasional untuk menghentikannya, kata Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada Hari Kamis.
"Ada tekanan internasional dan tekanan ini terus meningkat, namun terutama ketika tekanan internasional meningkat, kita harus bersatu, kita harus bersatu melawan upaya menghentikan perang,” katanya, dilansir dari Reuters 8 Maret.
Sekitar 1,5 juta orang diperkirakan berdesakan di Rafah, di pinggiran paling selatan wilayah kantong yang dekat dengan perbatasan dengan Mesir, sebagian besar dari mereka meninggalkan rumah mereka di utara untuk menghindari serangan militer Israel.
Saat berpidato di acara wisuda sekolah pelatihan perwira militer Israel, Netanyahu juga mengatakan, Israel harus melawan "upaya yang diperhitungkan" untuk menyalahkan Israel atas kejahatan Hamas.
Dia menambahkan, Israel akan beroperasi di seluruh Gaza, "termasuk Rafah, benteng terakhir Hamas".
"Siapa pun yang meminta kami untuk tidak bertindak di Rafah berarti meminta kami kalah perang dan hal itu tidak akan terjadi," kata PM Netanyahu.
PM Netanyahu telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas setelah para pejuangnya menyerang Israel selatan pada 7 Oktober, menewaskan 1.200 orang dan menculik 253 orang, menurut penghitungan Israel.
BACA JUGA:
Sementara, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan militer Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah meningkat menjadi 30.800 orang, kata Kementerian Kesehatan di wilayah kantong tersebut pada Hari Kamis, dikutip dari Anadolu.