PM Netanyahu Pastikan Militer Israel Lanjutkan Kampanye Militer Meski Ada Tekanan Internasional
Tank tentara Israel di Gaza. (Sumber: Israel Defense Forces)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, militer negara itu akan terus berjuang meskipun ada tekanan internasional untuk gencatan senjata dan menghadapi situasi tidak mudah.

"Kami terus melanjutkannya hingga akhir, hingga kemenangan, hingga Hamas dimusnahkan," katanya kepada pasukan Israel Defense Forces di Gaza, melansir Reuters 14 Desember.

"Saya mengatakan ini di tengah penderitaan yang luar biasa, namun juga di tengah tekanan internasional. Tidak ada yang bisa menghentikan kami," tandasnya.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Eli Cohen mengatakan, perang melawan kelompok teror Hamas di Jalur Gaza akan terus berlanjut “dengan atau tanpa dukungan internasional.”

"Israel akan melanjutkan perang melawan Hamas dengan atau tanpa dukungan internasional. Gencatan senjata pada tahap saat ini merupakan hadiah bagi organisasi teroris Hamas, dan akan memungkinkan mereka untuk kembali dan mengancam penduduk Israel," kata Menlu Cohen menurut pernyataan kementerian, dikutip dari The Times Israel.

Saat mengunjungi fasilitas penahanan di Israel selatan, di mana anggota Hamas yang ditahan di Jalur Gaza sedang diinterogasi oleh unit intelijen 504 IDF, PM Netanyahu menyampaikan apresiasi kepada militer di Gaza, menambahkan "kemarin kami mengalami hari yang sangat berat ketika 10 tentara tewas dalam penyergapan Hamas di bagian utara Jalur Gaza."

Total hingga saat ini dikatakan jumlah tentara Israel yang tewas sejak serangan 7 Oktober menjadi 444 orang menurut angka resmi, dengan 115 di antaranya tewas sejak operasi darat dilakukan di Gaza.

Diketahui, salah satu tekanan terbesar Israel datang dari sekutu utamanya, Amerika Serikat dengan terbaru Presiden Joe Biden mengatakan PM Netanyahu perlu mengubah pemerintahan garis kerasnya, bahwa pada akhirnya Israel "tidak bisa mengatakan tidak" terhadap negara Palestina yang merdeka, yang ditentang oleh anggota sayap kanan kabinet Israel.