Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan operasi militer di Rafah akan memakan waktu beberapa minggu, usai memastikan akan melakukan serangan ke wilayah tersebut.

"Ini akan memakan waktu beberapa minggu, dan itu akan terjadi," kata PM Netanyahu pada Hari Minggu, melansir CNN 17 Maret.

PM Netanyahu lebih jauh menerangkan, "rencana operasional tindakan di Rafah, termasuk memajukan langkah-langkah untuk mengevakuasi penduduk sipil dari zona pertempuran," telah disetujui.

"Ini adalah tahap penting menjelang aksi militer," katanya.

Kendati Ia mengatakan Israel mempunyai rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah, namun lembaga bantuan dan sekutu Israel tetap skeptis.

Sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memastikan militer Israel akan melanjutkan operasi militernya di Gaza dengan menyerah Rafah, menepis tekanan internasional, kendati upaya perundingan untuk mencapai gencatan senjata antara Hamas dan Israel terus dilakukan.

Berbicara dalam rapat kabinet Hari Minggu, PM Netanyahu mengatakan Israel akan menyerah Rafah, satu-satunya wilayah di Gaza yang relatif aman sejauh ini dalam perang yang sudah berlangsung selama lima bulan.

"Kami akan beroperasi di Rafah, dan itu akan terjadi," katanya, tanpa menjelaskan apakah yang ia maksud adalah serangan itu akan berlangsung selama berminggu-minggu atau akan dimulai dalam beberapa minggu, melansir Reuters.

Diketahui, sekutu Israel telah berulang kali mendesak PM Netanyahu untuk tidak menyerang Rafah, tempat lebih dari satu juta pengungsi dari wilayah lain di wilayah kantong yang hancur tersebut mencari perlindungan, tanpa rencana untuk melindungi warga sipil.

Di sisi lain, upaya perundingan untuk mencapai gencatan senjata terus dilakukan. Hamas mengajukan proposal gencatan senjata baru pekan lalu, termasuk pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina. Kabinet keamanan Israel akan bertemu untuk membahas hal ini sebelum delegasi meninggalkan negaranya.