JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, tidak masuknya tentara Israel ke Rafah dan membiarkan militan Hamas di sana sama dengan kekalahan perang.
"Mereka yang mengatakan bahwa dalam kondisi apa pun kita tidak boleh memasuki Rafah pada dasarnya mengatakan: 'kalah perang, biarkan Hamas di sana'," jelas PM Netanyahu, dilansir dari CNN 12 Februari.
Sebelumnya, PM Netanyahu menegaskan, militer Israel akan segera meluncurkan operasi ke Rafah dan berjanji untuk memberikan jalan yang aman bagi warga sipil, namun hanya memberikan sedikit rincian.
"Kemenangan sudah dalam genggaman. Kami akan melakukannya. Kami akan mengalahkan batalion Hamas yang tersisa di Rafah, yang merupakan benteng terakhir, tapi kami akan melakukannya," kata PM Netanyahu dalam wawancara dengan ABC yang dirilis Hari Minggu.
"Kami akan melakukannya sambil memberikan jalan yang aman bagi penduduk sipil sehingga mereka dapat pergi," terang PM Netanyahu.
Ketika ditanya ke mana warga Palestina akan pergi, Netanyahu mengatakan "kami sedang menyusun rencana yang terperinci."
BACA JUGA:
Diketahui, Amerika Serikat telah memperingatkan, melakukan operasi semacam itu tanpa perencanaan yang matang "akan menjadi bencana". Sementara, Perserikatan Bangsa-Bangsa, organisasi-organisasi bantuan lainnya dan beberapa negara telah menyatakan keprihatinannya atas dampak yang ditimbulkannya terhadap warga sipil.
Di sisi lain, Palestina memperingatkan rencana serangan Israel terhadap Kota Rafah di Gaza selatan, yang berbatasan dengan Mesir, merupakan pelanggaran nyata yang tidak bisa diterima. Sedangkan sumber kepemimpinan Hamas dikutip oleh televisi Al-Aqsa mengatakan, serangan darat militer Israel ke Kota Rafah sama dengan mengakhiri perundingan mengenai sandera.