Bantah Penembakan Terhadap Konvoi Bantuan, Militer Israel: Hasil Penyelidikan, IDF Menembaki Tersangka
Militer Israel di Jalur Gaza. (Sumber: Israel Defense Forces)

Bagikan:

JAKARTA - Militer Israel pada Hari Jumat mengatakan, hasil penyelidikan terhadap insiden penembakan bantuan kemanusiaan yang mematikan di Jalur Gaza bulan lalu menemukan, pasukan Israel Defense Forces (IDF) tidak menembaki konvoi bantuan tersebut, namun menargetkan "sejumlah tersangka" yang mendekat dan menimbulkan ancaman bagi pasukan di dekatnya.

Lebih dari 100 orang tewas dalam insiden di Gaza utara, yang kemudian dikenal sebagai "Flour Massacre", ketika pasukan Israel melepaskan tembakan di dekat warga sipil yang berkumpul di sekitar truk bantuan makanan, sehingga memicu kepanikan.

Seorang jurnalis lokal di Gaza, Khader Al Za'anoun, yang berada di lokasi kejadian dan menyaksikan kejadian tersebut mengatakan, kekacauan dan kebingungan baru dimulai setelah pasukan Israel melepaskan tembakan, dan banyak korban tertabrak truk.

Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan sedikitnya 118 orang tewas dan lebih dari 700 orang terluka akibat peristiwa tersebut, menjadikannya salah satu insiden paling mematikan sejak perang di Gaza dimulai.

"Penyelidikan komando menemukan, pasukan IDF tidak menembaki konvoi kemanusiaan tetapi menembaki sejumlah tersangka yang mendekati pasukan di dekatnya dan menimbulkan ancaman bagi mereka," kata IDF dalam ringkasan laporan yang dirilis Jumat, melansir CNN 8 Maret.

IDF mengatakan ribuan warga Palestina mengerumuni truk bantuan yang sedang menuju pusat distribusi dan menjarah peralatan truk. Mereka menambahkan, "insiden yang menimbulkan kerugian besar" terjadi pada warga sipil karena terinjak-injak dan ditabrak truk.

Lenih jauh IDF mengatakan, selama kerumunan tersebut, puluhan warga Palestina "maju ke arah pasukan IDF di dekatnya, hingga beberapa meter dari mereka, dan dengan demikian menimbulkan ancaman nyata bagi pasukan pada saat itu."

"Pada tahap ini, pasukan melepaskan tembakan peringatan untuk menjauhkan para tersangka. Ketika para tersangka terus bergerak maju ke arah mereka, pasukan melepaskan tembakan tepat ke arah sejumlah tersangka untuk menghilangkan ancaman tersebut," menurut ringkasan IDF.

Sebelumnya, PBB mengatakan sebagian besar warga sipil yang terluka dalam insiden tersebut menderita luka tembak. Namun, badan internasional itu tidak dapat menentukan hal yang sama untuk korban meninggal.

Pakar PBB awal pekan ini mengutuk insiden tersebut sebagai "pembantaian", menyerukan Israel untuk melonggarkan pembatasan ketat terhadap bantuan pangan yang memasuki Gaza, di mana ratusan ribu orang menghadapi kemungkinan kelaparan.