JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada Hari Rabu, "sangat sulit dipercaya" ISIS mempunyai kemampuan untuk melancarkan serangan terhadap gedung konser di Moskow pada Hari Jumat pekan lalu yang menewaskan sedikitnya 140 orang.
Dalam jumpa pers dengan wartawan, Zakharova mengulangi kembali pernyataan Moskow, yang belum memberikan bukti, bahwa Ukraina berada di balik serangan di Balai Kota Crocus, serangan paling mematikan yang pernah dialami Rusia dalam 20 tahun.
ISIS telah mengaku bertanggung jawab atas pembantaian tersebut. Sementara, para pejabat Amerika Serikat mengatakan mereka memiliki data intelijen yang menunjukkan, pembantaian tersebut dilakukan oleh cabang jaringan tersebut di Afghanistan, ISIS Khorasan.
Ukraina sendiri berulang kali membantah pihaknya ada hubungannya dengan serangan itu.
Namun Zakharova mengatakan negara-negara Barat segera menyalahkan ISIS, sebagai cara untuk mengalihkan kesalahan dari Ukraina dan pemerintah Barat yang mendukungnya.
“Untuk menghilangkan kecurigaan dari kolektif Barat, mereka sangat perlu menemukan sesuatu, jadi mereka menggunakan ISIS, mengeluarkan kartu as, dan hanya beberapa jam setelah serangan teroris, media Anglo-Saxon mulai menyebarkan versi-versi ini," katanya, melansir Reuters 27 Maret.
Sebelumnya, Presiden Vladimir Putin mengatakan serangan itu dilakukan oleh kelompok militan, namun menyatakan bahwa hal itu menguntungkan Ukraina dan Kyiv mungkin berperan dalam serangan tersebut.
Dia mengatakan, seseorang di pihak Ukraina telah menyiapkan "jendela" bagi orang-orang bersenjata untuk melarikan diri melintasi perbatasan, sebelum mereka ditangkap di Rusia barat pada Jumat malam.
BACA JUGA:
Namun pada Hari Selasa, pemimpin Belarusia Alexander Lukashenko mengatakan orang-orang bersenjata itu awalnya berusaha menyeberang ke negaranya sebelum berbalik dan menuju Ukraina setelah mereka menyadari bahwa penyeberangan ke Belarus telah ditutup.
Terpisah, Direktur badan keamanan FSB Rusia mengatakan pada Hari Selasa, dia yakin Ukraina, bersama dengan Amerika Serikat dan Inggris, terlibat dalam serangan Moskow.
Menanggapi itu, Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron dalam cuitannya X menuliskan: "Klaim Rusia mengenai Barat dan Ukraina dalam serangan Balai Kota Crocus adalah omong kosong belaka."