Bagikan:

JAKARTA - Rusia memperketat keamanan di bandara, pusat transportasi dan di seluruh ibu kota pasca-penembakan yang menewaskan 60 orang. ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan, meski otoritas Rusia belum merinci dugaan dalang serangan.

Dilansir Reuters, Sabtu, 23 Maret, semua acara publik berskala besar dibatalkan di seluruh Rusia. Vladimir Putin, yang baru terpilih kembali sebagai presiden sudah berulangkali memperingatkan mengenai potensi berbagai kekuatan termasuk di negara-negra Barat berusaha ‘menabur’ kekacauan di Rusia.

Soal serangan penembakan di Crocus City Hall, Putin diberitahu pada menit-menit pertama serangan itu dan terus diperbarui secara berkala, kata Kremlin.

“Presiden terus-menerus menerima informasi tentang apa yang terjadi dan mengenai tindakan yang diambil melalui semua layanan terkait. Kepala negara memberikan semua instruksi yang diperlukan,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov dikutip Reuters.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan di dekat Balai Kota Crocus sebelum penampilan grup band rock, Picnic sebagaimana laporan kantor berita Amaq. Data terakhir, penyelidik Rusia menyebut 60 orang tewas.

Media Rusia menerbitkan foto dua orang diduga penyerang di dalam mobil putih. Orang-orang bersenjata itu dilaporkan masih buron.

Serangan di kawasan Balai Kota Crocus, sekitar 20 km (12 mil) dari Kremlin, terjadi hanya dua minggu setelah kedutaan AS di Rusia memperingatkan “ekstremis” mempunyai rencana untuk melakukan serangan di Moskow.

Otoritas Rusia mempersoalkan statement Gedung Putih Amerika Serikat (AS) soal Ukraina tak terlibat penembakan massal di gedung konser Crocus City Hall, Krasnogorsk, Moskow. ISIS sebelumnya mengklaim jadi dalang penembakan yang menewaskan 60 orang.

Rusia mengatakan jika Amerika Serikat mengetahui dengan pasti Ukraina tidak terlibat dalam insiden penembakan massal di gedung konser Crocus, Washington harus membagikan informasi apa pun yang dimilikinya.

Juru bicara Gedung Putih John Kirby pada Jumat, 23 Maret, mengatakan, "saat ini tidak ada indikasi bahwa Ukraina dan warga Ukraina terlibat.”

“Gedung Putih mengatakan tidak melihat tanda-tanda bahwa Ukraina atau warga Ukraina terlibat dalam serangan teroris di Moskow,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova.

"Atas dasar apa para pejabat di Washington mengambil kesimpulan di tengah tragedi mengenai tidak bersalahnya seseorang?"

Zakharova mengatakan jika Washington memiliki informasi, maka informasi tersebut harus dibagikan dan jika Washington tidak memiliki informasi, maka mereka tidak boleh berbicara sedemikian rupa.