Bagikan:

JAKARTA - Mantan Menteri Pertahanan yang juga anggota kabinet perang sekaligus pemimpin oposisi Benny Gantz mengecam Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, usai laporan media yang menyebutkan protes tentara cadangan menjadi salah satu faktor kelompok militan Palestina Hamas menyerang wilayah selatan negara itu awal bulan lalu.

"Lebih dari 100 persen pendaftaran pasukan cadangan dan mobilisasi luar biasa oleh seluruh masyarakat Israel, adalah respons yang menentukan terhadap musuh-musuh kita," tulis Gantz di platform X, seperti dikutip 6 November.

"Menghindar dari tanggung jawab dan melontarkan lumpur di saat perang akan merugikan negara," kritiknya.

"Perdana Menteri harus dengan jelas dan tegas menarik kembali kata-katanya," tandas Gantz.

Dikutip dari The Times of Israel, komentar Gantz muncul setelah beberapa media Ibrani melaporkan PM Netanyahu percaya, setelah perang Israel harus menyelidiki hubungan antara "pemberontakan" dan motivasi pemimpin Hamas Yahya Sinwar untuk melancarkan serangan pada 7 Oktober lalu, merujuk pada pemogokan tentara sejak awal tahun ini.

"Berbeda dengan laporan, perdana menteri tidak pernah mengatakan dengan cara apa pun, bahwa pembangkangan adalah penyebab Hamas menyerang Israel," bantah pernyataan dari Kantor Perdana Menteri sebagai tanggapannya.

"Perdana menteri mengatakan sebelum perang, musuh kita tidak boleh salah mengira kita, karena pada saat yang tepat setiap orang akan mendaftar, seperti yang memang terjadi," lanjut pernyataan itu.

Setelahnya, PM Netanyahu sendiri mengatakan, Hamas melancarkan serangan mematikan karena ingin "membunuh kita semua dan bukan karena perbedaan internal."

Diberitakan sebelumnya, PM Netanyahu pada Bulan Maret memerintahkan Kepala Staf Militer Israel untuk meredam protes yang dilakukan oleh militer, terhadap rencana pemerintah untuk merombak sistem peradilan.

"Saya berharap kepala staf militer dan para kepala cabang dinas keamanan untuk secara agresif memerangi penolakan untuk melayani," katanya kepada Kabinet, mengutip The National News.

"Tidak ada tempat bagi penolakan untuk melayani dalam wacana publik. Sebuah negara yang ingin eksis tidak dapat mentolerir fenomena seperti itu dan kami juga tidak akan mentolerirnya," tegasnya.

Terpisah, Kepala staf militer, Letnan Jenderal Herzi Halevi, dilaporkan telah mengatakan kepada PM Netanyahu, protes para prajurit cadangan itu berisiko merusak kemampuan militer.

Dia telah berjanji untuk memastikan hal itu tidak terjadi, menjaga agar militer tetap berada di luar perdebatan publik.

Pada Bulan Juli, saat PM Netanyahu mengesampingkan konsekuensi dari rencananya kendati menuai protes, Komandan Angkatan Udara Israel Mayjen Aluf Tomer Bar, memperingatkan krisis tersebut dapat dimanfaatkan oleh musuh-musuh Israel.

"Ada kemungkinan bahwa pada saat seperti ini mereka akan mencoba menguji perbatasan, kekompakan dan kewaspadaan kita. Kita harus terus waspada dan siap, karena saya yakin kita akan menghadapinya," kata Mayjen Bar dalam pidatonya kepada pasukannya.