Kunjungi Pasukannya di Jalur Gaza, PM Israel Naftali Bennett Sebut IDF Siap Membalas Serangan Roket Hamas
PM Israel Naftali Bennett. (Wikimedia Commons/Adi Cohen Zedek)

Bagikan:

JAKARTA - Militer Israel (IDF) siap untuk bertindak membalas Hamas ketika waktunya tepat, Perdana Menteri Naftali Bennett memperingatkan, dalam kunjungan ke Divisi Gaza IDF, Selasa waktu setempat, sehari setelah serangan roket Hamas.

"Kami akan bertindak pada waktu, tempat dan kondisi yang sesuai dengan kami, dan bukan orang lain. Sejauh yang kami ketahui, Hamas yang harus disalahkan, bukan pemberontak atau siapa pun selain Hamas," ujar PM Bennett mengutip The Jerusalem Post Selasa 17 Agustus.

"Misi kami adalah untuk membawa keamanan jangka panjang bagi penduduk Selatan dan Jalur Gaza," sambung Naftali Bennett yang belum lama menjabat ini, seraya menyebut Divisi Gaza IDF dipersiapkan dengan tepat.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Benny Gantz menyebut Israel bertekad untuk mempertahankan diri, serta tahu bagaimana untuk melakukannya. Menurutnya, satu-satunya kepentingan Israel adalah ketenangan, keamanan dan kembalinya anak laki-laki kami, rumah, mengacu pada tawanan sipil Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed, serta mayat tentara IDF Oron Shaul dan Hadar Goldin, yang telah ditahan Hamas sejak itu. 2014.

Dalam pertemuan ini turut hadir Kepala Staf IDF Letnan Jenderal Aviv Kohavi, Penasihat Keamanan Nasional Eyal Hulata, OC Southern Command Mayjen. Eliezer Toledano dan Koordinator Kegiatan Pemerintah di Wilayah (COGAT) Mayjen. Ghassan Alyan.

PM Bennett dan Menteri Gantz juga bertemu dengan tentara yang mengoperasikan baterai Iron Dome, menyampaikan ucapan terima kasih kepada mereka atas kontribusi penting mereka terhadap keamanan Israel.

Menteri Gantz mengatakan, Israel akan memfasilitasi bantuan kemanusiaan yang didanai oleh Qatar dan lainnya kepada rakyat Gaza, selama itu akan “mencapai tempat yang tepat.

"Kami bukan musuh rakyat Gaza. Musuh sebenarnya adalah Hamas, yang menyandera warga Gaza," kata Gantz.

palestina
Ilustrasi truk bahan bakar diizinkan masuk Jalur Gaza. (Twitter/@ShehabAgency)

Sebuah sumber di Hamas mengklaim, uang bantuan Qatar senilai lebih dari 100.000 untuk keluarga di Gaza, akan dikirimkan dalam beberapa hari mendatang, disalurkan melalui PBB.

Namun, sumber yang dekat dengan PM Bennett mengatakan, memang ada kemajuan dalam mendistribusikan dana kepada keluarga yang membutuhkan di Gaza, tetapi belum sepenuhnya berhasil. Selain itu, pembayaran gaji kepada pegawai pemerintah yang dikuasai Hamas di Gaza tetap macet.

Salah satu alasan penundaan itu, kata sumber itu adalah, Israel ingin melihat jejak kertas yang jelas, untuk memastikan jika uang tersebut tidak mengarah ke teroris.

"Itu akan sangat tidak mudah, tetapi kami ingin dapat melacak apa yang (Hamas) lakukan dengan uang itu," ujar sumber tersebut.

Sumber itu juga mengatakan, dengan menembakkan roket ke Israel dan mengancam perang, Hamas hanya menunda proses. 

"Saya tidak berpikir itu akan mengubah perilaku kita. Ketika mereka mencoba untuk menembak, kita harus mencari tahu. bagaimana merespons. Setiap kali mereka melakukan itu, mereka harus membayar harga, dan kami tidak dapat bergerak maju (dengan menyalurkan bantuan ke Gaza) segera setelah itu," sebutnya.

"Bagi (Hamas) bantuan adalah hal yang paling mendesak. Fokus utama kami saat ini adalah pada virus corona. Kami tidak dapat bergerak dengan kecepatan balap dalam masalah ini. Amerika, PBB, dan banyak orang lainnya juga disibukkan dengan Afghanistan dan hal-hal lain," paparnya.

Terpisah di Ramallah, seorang pejabat Otoritas Palestina mengatakan Qatar dan PBB telah mencapai kesepakatan tentang pencairan dana untuk keluarga yang membutuhkan.

"Otoritas Palestina menyadari negosiasi untuk menemukan solusi untuk masalah ini. Kami telah menawarkan untuk mentransfer uang melalui bank-bank Palestina," tutur pejabat tersebut.

Pejabat tersebut menambahkan, bank-bank menolak untuk bekerja sama karena takut terkena tuntutan hukum atas dasar pendanaan terorisme.

Untuk diketahui, otoritas Palestina PA dalam beberapa bulan terakhir bersikeras setiap bantuan keuangan ke Jalur Gaza, harus melalui pemerintah yang berbasis di Ramallah, pimpinan Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh.

Sementara pada Hari Senin, Mesir menegur Hamas setelah penembakan roket dari Jalur Gaza ke Israel, kata warga Palestina di Jalur Gaza. "Mesir menyampaikan pesan yang kuat kepada Hamas, jika mereka harus memberi para mediator lebih banyak waktu untuk mencapai solusi," kata mereka.