Israel Kembali Lancarkan Serangan Udara ke Gaza, Targetkan Bangunan Milik Hamas
Ilustrasi serangan udara Israel di Jalur Gaza, Palestina. (Wikimedia Commons/Osps7)

Bagikan:

JAKARTA - Militer Israel (IDF) kembali melakukan serangan udara ke wilayah Gaza, Palestina untuk kedua kalinya dalam minggu ini, setelah rentetan balon pembakaran yang memicu delapan kebakaran di Israel selatan. 

Sirene peringatan roket meraung di komunitas Israel Kfar Aza dekat perbatasan Gaza menyusul serangan Israel setelah tengah malam Kamis. Namun, IDF mengatakan itu dipicu oleh tembakan non-roket dari Gaza ke Israel.

Situs berita Ynet melaporkan, raungan sirene tersebut diduga dipicu oleh tembakan senapan mesin dari Jalur Gaza yang ditujukan ke pesawat Israel.

"Militer Israel melancarkan serangan udara terhadap sasaran-sasaran Hamas di seluruh Jalur Gaza pada Kamis malam sebagai tanggapan atas serangan pembakaran yang sedang berlangsung dari daerah kantong itu," sebut IDF dalam pernyataannya seperti melansir Times of Israel Jumat 18 Juni.  

Setidaknya delapan kebakaran dipicu di Israel selatan pada Hari Kamis, dan empat hari sebelumnya, oleh perangkat balon pembakar yang diluncurkan dari Jalur Gaza, menurut Layanan Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Israel.

Menurut media Palestina, satu serangan udara Israel menargetkan sebuah bangunan yang dikuasai Hamas di kota Gaza, Beit Lahiya. Serangan tambahan dilaporkan menghantam gedung pemerintahan sipil enam lantai yang dikelola Hamas di Gaza utara, pangkalan Hamas di dekat Khan Younis, sebuah situs di dekat Kota Gaza, dan ladang pertanian yang diduga menampung peluncur roket bawah tanah di Gaza selatan. Tidak ada laporan segera tentang cedera warga Palestina.

IDF mengonfirmasi melakukan serangan, dengan mengatakan target termasuk landasan peluncuran di dekat Khan Younis dan berbagai situs militer Hamas lainnya di Jalur Gaza.

"Serangan itu dilakukan sebagai tanggapan atas peluncuran balon pembakar yang terus berlanjut di wilayah Israel," kata IDF dalam sebuah pernyataan.

Serangan itu jauh lebih besar dan lebih kuat daripada yang diluncurkan awal pekan ini, sebagai balasa atas serangan pembakaran udara serupa dari Jalur Gaza.

Serangan itu juga dimaksudkan untuk menjadi ancaman bagi Hamas atas kesediaan Israel untuk melakukan serangan lebih lanjut jika serangan berlanjut.

"Awal malam ini, kepala staf mengadakan penilaian situasional di mana dia memerintahkan tingkat kesiapsiagaan yang lebih tinggi bagi IDF, untuk membuat persiapan untuk berbagai skenario termasuk dimulainya kembali pertempuran sebagai tanggapan atas kegiatan teroris lanjutan dari Jalur Gaza," tegas IDF.

IDF menggaris bawahi, Hamas bertanggung jawab atas semua kekerasan yang datang dari Jalur Gaza, untuk itu IDF akan terus menghancurkan kemampuan dan infrastruktur kelompok tersebut.

Hamas menolak tudingan Israel dan menyebutnya sebagai sandiwara. Hamas juga memeringatkan kemungkinan pertempuran baru, jika Israel terus melakukan serangan ke Gaza.

“Pemboman pendudukan terhadap situs perlawanan hanya dimaksudkan untuk pertunjukan, sebagai upaya pemerintah baru untuk meningkatkan moral tentara dan komandannya yang runtuh di babak terakhir pertempuran," sebut juru bicara Hamas Fawzi Barhum.

Hamas menegaskan 'serangan' balon itu adalah tindakan populer yang sah terhadap Israel dan tidak boleh dianggap sebagai pelanggaran gencatan senjata. Namun Israel menolak klaim tersebut, dan bertujuan untuk memaksa Hamas mempertimbangkan kembali nilai serangan balonnya.

Mengutip CNN, balon pembakar adalah alat yang relatif sederhana, balon helium yang sering terlihat seperti dekorasi pesta ulang tahun anak-anak, dipasang pada bahan peledak atau perangkat yang dinyalakan terlebih dahulu dengan api. Balon diluncurkan dari Gaza, Palestina dan angin dari Laut Mediterania membantu mendorong mereka ke wilayah Israel.

"Pendudukan tidak akan dapat memaksakan persamaan apa pun, dan apa yang tidak dapat dicapai oleh pendudukan ini dalam agresi baru-baru ini, tidak akan dapat dicapai dengan mengintimidasi rakyat kami dan membom kosong tanah kosong," tukas juru bicara Hamas Abd Al-Lateef Qanoua.