Bagikan:

JAKARTA - Kepala staf militer Israel (IDF) Letnan Jenderal Aviv Kochavi kembali memeringatkan para pejabat Amerika Serikat (AS), terkait rencana untuk kembali ke Kesepakatan Nuklir 2015 dengan Iran. Kochavi sendiri saat ini berada di Washington D.C, Amerika Serikat, untuk membahas ancaman yang ditimbulkan dari program nuklir Teheran.

"Kepala Staf Umum menekankan kekurangan dari perjanjian nuklir saat ini, yang akan memungkinkan Iran untuk membuat kemajuan signifikan terkait dengan sentrifugal, serta secara substansial meningkatkan jumlah dan kualitas materi yang diperkaya selama beberapa tahun ke depan, juga menekankan kurangnya pengawasan dalam hal proliferasi nuklir," kata Unit Juru Bicara IDF dalam sebuah pernyataan, seperti mengutip The Jerusalem Post Selasa 22 Juni.

"Kepala staf militer Israel menjelaskan ancaman yang diciptakan dengan kembali ke perjanjian nuklir asli, menekankan semua tindakan harus diambil untuk mencegah Iran mencapai kemampuan nuklir militer," tambah pernyataan itu.

Ini bukan kali pertama Kochavi memeringatkan AS mengenai kembali ke Kesepakatan Nuklir 2015. Januari lalu, Ia memeringat hal serupa, seraya mengarahkan IDF untuk mempersiapkan rencana operasional baru untuk menyerang Iran, guna menghentikan program nuklirnya jika diperlukan.

"Iran dapat memutuskan ia ingin mengembangkan bom, baik secara diam-diam atau dengan cara yang provokatif. Berdasarkan analisis dasar ini, saya telah memerintahkan IDF untuk menyiapkan sejumlah rencana operasional, selain yang sudah ada. Kami sedang mempelajari rencana ini dan kami akan mengembangkannya selama tahun depan," kata Kohavi dalam pidato Januari di konferensi tahunan lembaga think tank Institute for National Security Studies.

"Tentu saja pemerintah yang akan memutuskan apakah mereka harus digunakan. Tetapi rencana-rencana ini harus ada di atas meja, ada dan dilatih," sambungnya.

militer israel
Ilustrasi tentara Israel. (Wikimedia Commons/Israel Defense Forces)

Kohavi berada di AS dalam kunjungan empat hari dan mengadakan pertemuan dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin, Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan, Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Mark Milley, kepala Komando Pusat AS Jenderal Kenneth McKenzie dan kepala Komando Operasi Khusus AS (US SOCOM) Jenderal Richard Clark.

Pada hari Selasa, dia mengadakan serangkaian pertemuan dengan McKenzie, Clark dan perwira senior CENTCOM lainnya di markas komando di Tampa, Florida. Kohavi juga mengambil bagian dalam panel yang diketuai oleh McKenzie dan mengadakan serangkaian tinjauan intelijen dan operasional.

Para petugas membahas tantangan keamanan bersama di kawasan itu, termasuk masalah yang berkaitan dengan ancaman yang ditimbulkan oleh proyek nuklir Iran, upaya Teheran untuk mengakar di Timur Tengah, upaya Hizbullah untuk memperkuat dirinya sendiri dan konsekuensi dari proyek rudal presisi kelompok teror Lebanon.

"Kerja sama operasional IDF dengan militer AS belum pernah terjadi sebelumnya dalam cakupannya dan telah mencapai puncak kualitasnya, seperti dengan sistem senjata canggih, rudal balistik dan pekerjaan yang dilakukan untuk memerangi pendanaan teror," papar Kochavi.

"Kerja sama operasional saat ini dan peningkatan yang direncanakan yang disepakati selama kunjungan membuktikan komitmen bersama antara CENTCOM dan IDF dan akan memungkinkan untuk menangani berbagai tantangan secara lebih efektif," tandasnya.

Kunjungannya ke Washington dan Tampa ini semula dijadwalkan berlangsung pada April lalu, namun ditunda karena pertempuran dengan Hamas dan kelompok bersenjata lainnya di Jalur Gaza.