Bagikan:

JAKARTA - Presiden Baru Zambia Hakainde Hichilema terkejut dengan kekosongan kas negara sekaligus prihatin dengan 'pencurian uang negara, kendati ia menyebut akan tetap membayar para kreditur negara itu.

Mengutip BBC 2 September, Presiden Hichilema mengatakan dia telah mewarisi perbendaharaan yang 'kosong', sementara sejumlah uang yang 'mengerikan' telah dicuri.

"Orang-orang masih mencoba melakukan pergerakan dana di menit-menit terakhir, yang tidak sah, yang bukan milik mereka," kritik Presiden Hakainde Hichilema.

Presiden Hichilema mengalahkan saingannya sekaligus petahana Edgar Lungu dalam pemilihan presiden bulan lalu. Presiden Hichilema tidak menyebutkan nama pejabat. Sementara, Lungu sebelumnya telah membantah semua kesalahan. BBC telah mendekati partainya untuk memberikan komentar.

Lungu memerintah negara kaya tembaga itu sejak 2015. Dia secara luas dipuji atas kelancaran transisi kekuasaan ke Hichilema, yang memenangkan kursi kepresidenan setelah lima kali gagal.

Presiden Hichilema memenangkan pemilihan dengan janji untuk mengatasi korupsi, dan untuk mengakhiri krisis keuangan dan ekonomi yang telah melihat membengkaknya utang Zambia.

Untuk pertama kalinya sejak 1998, Zambia jatuh ke dalam resesi tahun lalu. Itu juga gagal dalam pembayaran utang. Dalam wawancara dengan BBC, Presiden Hichilema menggambarkan perbendaharaan negaranya benar-benara 'kosong'.

"Lubangnya jauh lebih besar dari yang kami harapkan dan situasi utang belum diungkapkan sepenuhnya oleh pemerintah sebelumnya. Sayangnya ada banyak kerusakan," terang Hichilema.

Dia menambahkan, pemerintahnya akan menunjukkan toleransi nol terhadap korupsi dan akan segera menyelesaikan apa yang dia sebut pergerakan dana ilegal.

"Saya tidak ingin mendahului hal-hal, tetapi apa yang kami ambil mengerikan. Anda akan merasa tidak ada yang bisa melakukan hal seperti itu, tapi itu sedang dilakukan. Orang-orang telah melakukannya. Mereka masih mencoba melakukan sesuatu sekarang," tegasnya.

Presiden Hichilema juga mengatakan, ada banyak orang yang tidak bekerja, tetapi digaji oleh pemerintah. Presiden pun menunjuk ekonom dan mantan penasihat Dana Moneter Internasional (IMF) Situmbeko Musokotwane sebagai menteri keuangan.

"Kecuali kita melakukan sesuatu terhadap anggaran, maka anggaran tersebut akan digunakan terutama untuk membayar gaji dan juga membayar utang," tukas Musokotwane seperti mengutip Reuters.

Zambia berutang kepada pemberi pinjaman asing sekitar 12 miliar dolar Amerika Serikat atau sekitar 8,6 mililar poundsterling. Ini menghabiskan setidaknya 30 persen dari pendapatannya untuk pembayaran bunga, menurut perusahaan pemeringkat kredit S&P Global.

Tahun lalu, Zambia melewatkan pembayaran bunga, menjadikannya negara Afrika pertama yang gagal membayar pinjaman selama pandemi. Hal ini juga menghadapi kesulitan membayar pinjaman lain. Sementara, pemerintah sebelumnya telah banyak meminjam, termasuk dari China, untuk membangun infrastruktur.

Mr Hichilema mengatakan pemerintah berkomitmen untuk memulihkan kredibilitasnya di antara pemberi pinjaman. Misalnya dengan mengadakan pembicaraan dengan China yang diyakininya, memahami situasi sulit yang dihadapi pemerintahannya.

Kamis kemarin, Presiden Hichilema mengunggah tulisan di Twitter untuk meyakinkan para kreditur, mereka akan dibayar. Pengumuman ini mendorong penguatan obligasi negara, mengutip Bloomberg.

Zambia perlu mengamankan kesepakatan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) yang akan menjadi dasar pembicaraan dengan kreditur lain, yang meliputi pemberi pinjaman milik negara China hingga pemegang Eurobonds senilai 3 miliar dolar Amerika Serikat. Sementara, Menteri Keuangan Situmbeko Musokotwane mengatakan, dia menargetkan kesepakatan dengan pemberi pinjaman yang berbasis di Washington pada November mendatang.

Untuk diketahui, obligasi dolar Zambia senilai 1 miliar dolar Amerika Serikat yang jatuh tempo pada 2024 naik 1,1 persen menjadi 79,8 sen dolar di London, setelah ada pengumuman pembayaran utang ini.