JAKARTA - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan angka kematian tenaga kesehatan (nakes) pada Februari menurun 63 persen.
"Memang di bulan Desember 2020 hingga Januari 2021 cukup tinggi, tetapi di bulan Februari sudah kelihatan menurun sebesar 63 persen," ujar Ketua IDI Daeng Faqih dikutip Antara, Selasa, 9 Maret.
IDI membandingkan data tersebut pada Januari 2021, di mana angka kematian nakes mencapai 167 orang. Sementara pada Februari angka kematian nakes menurun menjadi sebanyak 61 orang.
Daeng menyebut pihaknya tengah menggencarkan kampanye penanganan tenaga kesehatan dalam rangka perlindungan dengan metode one step ahead early invention, dan melalui layanan panggilan darurat melalui nomor 117 ekstension 3.
IDI memaparkan data, dari 105 tenaga medis yang terbantu, sembilan di antaranya tidak tertolong. Dengan layanan bantuan tersebut, angka keselamatan nakes dipresentasikan 91,4 persen.
Dalam metode itu disebutkan, tenaga kesehatan yang diduga terpapar COVID-19 yang positif rapid antigen, akan segera menjalani tes usap PCR (polymerase chain-reaction).
Setelah dinyatakan positif, nakes harus menjalani rontgen untuk mengetahui pneumonia dan gejala happy hipoia atau penurunan saturasi oksigen yang tidak bergejala.
BACA JUGA:
Bila nakes dinyatakan kasus asimtomatik atau tanpa gejala, namun hasil rontgen menunjukkan pneumonia, nakes itu akan diarahkan untuk rawat inap.
Selanjutnya, nakes tersebut diberikan antivirus berupa Avigan atau remdesivir lebih awal, dan diberikan obat-obatan khusus seerti IVIG, atau plasma konvalesen.
Terakhir, nakes diberikan anti-coagulantia baik profilakses atau terapi. Distribusi paling banyak pada bantuan tersebut dibutuhkan tenaga kesehatan di Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat.