Usai Insiden di Kiwirok, IDI Papua Minta ke Pemda dan Pihak Berwajib Menjaga Keamanan Nakes
Tenaga kesehatan yang mengamankan diri ke Pos Yonif 403/WP di Kiwirok. (ANTARA/HO/pihak ketiga) 

Bagikan:

PAPUA - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua dr. Donald Arrongear menyatakan keprihatinannya terhadap kasus kekerasan yang dialami tenaga kesehatan (nakes) di Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

"Kami sangat prihatin terhadap kekerasan yang dialami nakes karena seharusnya mereka dilindungi oleh berbagai pihak," kata Dr. Arrongear dilansir dari Antara, Jayapura, Kamis, 15 September.

Seharusnya petugas kesehatan dan guru dilindungi dari kelompok berbahaya karena keberadaan mereka memang untuk melayani masyarakat. Hal ini 

sesuai Konvensi Jenewa 1949. 

Kasus di Kiwirok malah sebaliknya. Nakes menjadi korban. IDI Papua berharap tidak ada lagi nakes yang menjadi korban penganiayaan dari kelompok manapun.

"Kami berharap Pemda dan aparat keamanan membantu memberikan keamanan kepada petugas kesehatan yang bertugas di daerah," ujar dr. Donald Arrongear.

Lima orang nakes terluka, termasuk seorang meninggal setelah terjatuh ke jurang saat terjadi baku tembak dengan aparat keamanan dengan KKB di Kiwirok, Senin, 13 September. 

KKB juga melakukan teror dengan membakar fasilitas umum dan menganiaya nakes. Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Cahyo Sukarnito secara terpisah mengatakan saat ini satu nakes belum diketahui nasibnya yakni Gabriel Sokoy.

Aparat keamanan dan warga sudah berupaya melakukan pencarian, namun belum ditemukan.