Antisipasi Banjir Lagi, Anies Berkolaborasi Siapkan Segalanya termasuk Buku Panduan Warga Hadapi Banjir
ILUSTRASI/Angga Nugraha/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta hingga masih mengantisipasi penanganan genangan dan banjir di sejumlah wilayah. 

Salah satu upaya yang dilakukan yakni pendistribusian tambahan prasarana pendukung menghadapi musim penghujan untuk kelurahan serta RT rawan genangan dan banjir. 

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta, Sabdo Kurnianto, menyampaikan, prasarana tambahan ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Daerah Provinsi DKI Jakarta dengan BNPB, Baznas (Bazis) DKI Jakarta, Bank DKI, dan Bank BRI.

“Kemarin kami distribusikan sarana pedukung tambahan tahap pertama untuk 182 RT dan 31 RW di 14 kelurahan rawan genangan dan banjir, yaitu berupa meghaphone, senter, ban dalam evakuasi, masker medis, dan masker kain. Untuk pendistribusian selanjutnya akan kami lakukan secara bertahap,” katanya, Rabu, 24 Februari.

Sabdo mengatakan, prasarana pendukung menghadapi musim penghujan sudah didistribusikan kepada Kampung Siaga di lima wilayah kota dan Kabupaten Kepulauan Seribu pekan lalu. Mulai dari perahu, ban dalam evakuasi serta masker kain serta masker medis.

Dalam keterangannya, Pemprov DKI merinci prasarana tambahan antisipasi genangan dan banjir yakni perahu karet 13 unit, 51 ribu masker kain, 190 ban, hingga megaphone.

“Buku panduan kesiapsiagaan menghadapi banjir bagi masyarakat 33.311 buah. Buku pedoman pengendalian banjir bagi OPD, Lembaga Usaha dan relawan 611 buah,” papar Plt Kepala BPBD DKI. 

Janji Sumur Resapan di Tengah Banjir Jakarta

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memiliki target pembuatan 1,8 juta drainase vertikal sumur resapan selama menjabat. Sumur resapan masuk dalam salah satu program penanganan banjir.

Terget pembuatan sumur resapan masuk dalam rencana program jangka menengah daerah (RPJMD). Sayangnya, realisasinya masih jauh dari target.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, target 1,8 juta sumur resapan dalam RPJMD ternyata hanya sebatas kebutuhan, tapi tidak harus dipenuhi. 

"Perlu kami jelaskan kembali. Yang dimaksud Pak Gubernur 1,8 juta sumur resapan itu kebutuhan Jakarta, bukan harus dipenuhi dalam 5 tahun atau dalam 1 tahun. Tidak mungkin," kata Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat.

Riza membandingkan dengan target pembangunan jalur Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sejauh 230 kilometer. Menurut dia, target tersebut juga tidak mungkin tercapai dalam satu periode kepemimpinan.

"Jadi, kita ini punya perencanaan jangka panjang. Dalam jangka panjang, kebutuhan sumur resapan itu 1,8 juta. Kebutuhan MRT umpanya 230 kilometer. Apa mungkin satu periode? Tidak mungkin. Memang ini membutuhkan waktu," jelas Riza.

Karenanya, Wagub Riza berharap pembuatan sumur resapan tidak hanya mengandalkan jajaran Pemprov DKI. Ia meminta pihak swasta, pengembang, pemilik gedung, perkantoran, hingga masyarakat turut berpartisipasi.

"Setiap warga nanti kita minta juga membangun sumur resapan di rumah masing-masing. Terlebih, di daerah yang berpotensi banjir," ujar Riza.