Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 10 wilayah di Jakarta berpotensi mengalami pergerakan tanah. Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut kondisi ini menyadarkan semua pihak bencana yang dihadapi di Ibu Kota bukan hanya banjir.

"Ini menjadi perhatian kita harus lebih hati-hati. Di Jakarta ternyata bukan hanya masalah banjir, gempa, tapi pergeseran tanah juga," ucap Riza di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 8 Maret.

Riza mengakui Pemprov DKI belum memiliki panduan khusus dalam menghadapi potensi pergeseran tanah. Namun, saat ini pihaknya tengah melakukan penelitian terkait fenomena tersebut.

Namun, jika pergerakan tanah terjadi, Riza menuturkan Pemprov DKI langsung menyiagakan tempat pengungsian sementara yang biasa digunakan warga terdampak banjir.

"Kita akan antisipasi, ini kan sesuatu yg baru bagi DKI, jadi tetap jadi perhatian kita. Menang belum ada buku panduan Terkait pergerakan tanah, yang ada baru terkait pengendalian banjir. Kalau memang dibutuhkan pengungsian, tempat-tempat sudah siap," paparnya.

Sebelumnya, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM menyatakan 10 wilayah di Jakarta berpotensi mengalami pergerakan tanah.

Kesepuluh lokasi tersebut berada di dua kota administratif yakni, Jakarta Timur dan Jakarta Selatan. Di Jakarta Timur, lokasi tersebut berada di Kramat Jati dan Pasar Rebo.

Di Jakarta Selatan, lokasinya di Cilandak, Jagakarsa, Kebayoran Baru, Kebayoran Lama, Mampang Prapatan, Pancoran, Pasar Minggu, dan Pesanggrahan.

10 lokasi ini masuk pada zona menengah. Pada zona ini, pergerakan tanah dapat terjadi jika curah hujan di atas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan, atau jika lereng mengalami gangguan.

Lokasi yang memiliki potensi pergerakan tanah dikhawatirkan akan menyebabkan longsor dan kerusakan atau keretakan rumah. Sehingga, dikhawatirkan juga akan menyebabkan korban jiwa.