JAKARTA - Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Juaini Yusuf menyebut pihaknya memiliki target membangun 300 ribu drainase vertikal atau sumur resapan mulai tahun 2021 sampai masa jabatan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berakhir di tahun 2022.
"Kalau 2021 sampai 2022, rencana kita tinggal 300 ribu titik dengan anggaran Rp400 miliar itu yang akan kita mulai di tahun ini," kata Juaini di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Senin, 22 Februari.
Hingga 31 Desember 2020, telah tersedia 2.974 titik drainase vertikal di 777 lokasi, seperti di RPTRA, Gedung Pemda, Sekolah, Taman Kota, dan Masjid. Sedangkan target DKI hingga akhir 2020 sebanyak 5.000 titik.
Dengan target yang tidak tercapai akhir 2020, Juaini sesumbar kalau pihaknya dapat memenuhi target berkali-kali lipat di 2021 dan 2022.
Pada tahun lalu, pembuatan sumur resapan terkendala masalah vendor. Masih banyak vendor yang belum mau melirik program pembuatan sumur resapan. Oleh sebab itu, Juaini bakal membuka banyak vendor baru.
"Kemarin kenapa lambat? Karena vendornya cuma dua. Nah, sekarang lagi diproses vendornya, itu 100 vendor. Kita harapkan dengan banyaknya vendor, jadi yang kerja banyak. Sehingga, program kita bisa cepat kita jalankan," jelas Juaini.
BACA JUGA:
Pembuatan sumur resapan ini masuk dalam salah satu program pengendalian banjir di Jakarta. Program lainnya adalah Gerebek Lumpur, pemeliharaan pompa, penanganan banjir rob, dan pengelolaan sistem polder.
Sejauh ini, pembuatan sumur resapan paling banyak berada di kantor milik Pemprov DKI, jajaran satuan kerja perangkat daerah (SKPD), hingga ruang publik seperti taman dan RPTRA.
Menurut Juaini, keberadaan sumur resapan di sangat efektif mencegah banjir. "Ada beberapa kasus di lokasi yang selama ini sering terjadi genanangan, karena ada sumur resapan, air itu hilang itu lari ke sumur resapan itu," ujar Juaini.